Selasa, 01 Agustus 2017

Akibat Kedagingan

Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan--,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu. Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau." -- Kejadian 16:1-5
Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar-- Galatia 4:24


Janji-janji Tuhan pasti akan digenapi -- menurut ketetapan-Nya, pada saat-Nya dan menurut cara-Nya sendiri. Seperti dalam kasus Abram dan Sarah janji Tuhan telah berulang kali diteguhkan baik dengan firman, alam bahkan dalam upacara yang menunjukkan keseriusan Tuhan untuk menggenapinya. Penundaan penggenapan janji itu menjadi cara Tuhan memurnikan iman Abram dan Sarah serta memperdalam persahabatan mereka dengan-Nya. Sayang sekali "kedagingan" berulang kali menyebabkan mereka mengambil keputusan yang bisa berakibat buruk pada penggenapan janji Tuhan. Apabila ketika mengungsi ke Mesir Abram membuat usulan salah kepada Sarah, kini Sarah membuat usulan salah mendesak Abram mengambil Hagar yang didapat di Mesir supaya boleh menghasilkan anak (harfiah: mungkin melalui dialah diriku boleh dibangun/ditopang [dalam hal beroleh anak]). Ternyata ketika Hagar sungguh mengandung keadaan itu bukan menjadi fondasi untuk Sarah bersukacita atau keluarga perjanjian itu beroleh penggenap pengganti atas janji melainkan malah menimbulkan tiga masalah rumit. Hagar menjadi kurang ajar, Sarah bertengkar menyalahkan Abram sampai mengangkat isu "pengadilan Tuhan," dan perjalanan perjanjian Tuhan selanjutnya berlangsung menjadi rumit karena akan keluar bangsa besar lain yang kendati diberkati Tuhan secara jasmani namun menjadi semacam duri bagi perjalanan umat perjanjian sendiri.
Dalam kita menjalani panggilan dan menantikan penggenapan janji-janji Tuhan dalam studi, pekerjaan, keluarga, pelayanan... hendaknya kita menanti dan berjuang tetap di dalam jalur kehendak Tuhan seturut firman-Nya dan dalam topangan sumber daya Roh Kudus. Jangan sekali pun mengikuti ide-ide cemerlang kedagingan sebab itu pasti akan mengakibatkan berbagai kekacauan dalam hidup ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar