Kamis, 24 Agustus 2017

Tinggalkan Keduniawian

Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar. Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu, dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan.  -- Kejadian 19:23-28
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Tetapi semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. -- 1 Yohanes 2:15-17

Betapa kontras: saat fajar memandikan Lot dengan cahaya pengharapan baru di Zoar, Sodom dan Gomora tiba-tiba kelam menyelubungi Sodom-Gomora dan wilayah sekitarnya, terlempar seakan dibolak-balik dan dihujani dengan belerang menyala. Sayang dan sedihnya istri Lot yang telah selamat dari kota terlaknat itu tidak menaati perintah  untuk tidak menengok ke belakang. Tubuhnya telah ke luar dari Sodom-Gomora tetapi hatinya masih tertambat. Akibatnya ia tidak dapat lanjut dalam proses penyelamatan itu dan berubah menjadi tiang garam. 
Apa sebenarnya bencana penghukuman atas Sodom dan Gomora itu? Sampai sekarang belum terdapat kesimpulan akhir di antara para arkeolog alkitabiah dan sejarawan. Dengan merujuk ke banyaknya bahan-bahan batu kapur belerang di sekitar lembah Yordan, Laut Mati, dan ditemukannya reruntuhan kota purba di selatan Laut Mati para ahli berpendapat kehancuran itu disebabkan oleh gempa dahsyat, atau letusan volkanik (Laut Mati adalah bekas kawah gunung yang meletus itu) atau kejatuhan meteor. Boleh jadi proses kehancuran itu dapat dijelaskan secara alami namun pemrakarsa pemusnahan itu dan faktor "timing"-nya menurut nas ini adalah TUHAN yang hadir di bumi dan TUHAN yang di langit yang menunggang-balikkan kota-kota jahat itu. Sebagaimana Tuhan yang memanifestasi di bumi dan Tuhan yang di langit secara serasi bekerjasama dalam penghakiman itu, demikian juga tidak ada keberatan teologis bahwa natural dan supernatural bersesuaian baik dalam pemeliharaan dan penopangan hidup di bumi ini maupun dalam pemusnahannya sebagai hukuman ilahi atas kejahatan.
Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk pandai-pandai membaca tanda-tanda zaman (termasuk gejala alami) sebab itu adalah manifestasi alami dari yang dikerjakan Tuhan yang di surga. Yang sungguh selamat adalah yang setia sampai ke akhir menghidupi keselamatan anugerah Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar