Jumat, 18 Agustus 2017

Persahabatan Positif

Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah, serta berkata: "Tuan-tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini, bermalamlah di sini dan basuhlah kakimu, maka besok pagi tuan-tuan boleh melanjutkan perjalanannya." Jawab mereka: "Tidak, kami akan bermalam di tanah lapang." Tetapi karena ia sangat mendesak mereka, singgahlah mereka dan masuk ke dalam rumahnya, kemudian ia menyediakan hidangan bagi mereka, ia membakar roti yang tidak beragi, lalu mereka makan. -- Kejadian 19:1-3
Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja... -- 2 Petrus 2:7


Lot boleh kita sebut sebagai seorang dengan sifat-sifat positif-negatif bercampur aduk. Dari hanya keponakan yang mengikut perjalanan Abraham memenuhi panggilan ilahi, Lot kemudian memilih jalannya sendiri. Percabangan itu terjadi ketika timbul pertengkaran soal lahan peternakan antara para gembala Lot dan para gembala Abraham. Kita masih ingat betapa sigapnya Lot memilih wilayah yang paling menguntungkan pada pemandangannya tanpa segan bahwa ia telah melangkahi hak Abraham yang sesungguhnya mewarisi janji tanah dari TUHAN, juga tanpa peduli bahwa wilayah pilihannya itu termasuk teritorial tumbuh-kembangnya berbagai kekejian di mata TUHAN. Dalam nas ini kita temui gema sifat-sifat Abraham tertentu dalam diri Lot. Yang terpenting adalah sikapnya kepada dua sosok ilahi yang diutus TUHAN untuk menyelidik Sodom-Gomora. Seperti sikap Abraham kepada YHWH dan dua malaikat-Nya, Lot pun tiarap sampai wajahnya rata ke tanah. Seperti Abraham menjamu tiga orang pelawat surgawi itu, Lot juga. Seperti Abraham mendesak agar tamunya tidak berlalu tetapi singgah, Lot pun mendesak dua malaikat itu untuk bermalam di rumahnya. Kepekaan rohani, kemurahhatian dan kebutuhan untuk perkawanan yang baik ini, dari mana asalnya? Apakah ia belajar itu dari sikap hidup Abraham selama Lot mengikutnya? Apakah meski sudah berpisah -- sebagaimana terjadi dari kisah Abraham membebaskan Lot dari tawanan raja-raja sekutu penakluk Sodom-Gomora -- Abraham dan Lot masih menjaga hubungan, bebagi cerita? Mungkin sekali, meski ini hanya siratan yang dapat kita tarik tanpa teks Alkitab mengatakannya secara gamblang. 
Jadi, tepatkah menyimpulkan bahwa pola hidup Lot boleh juga ditiru -- hidup dekat dengan gaya hidup duniawi bahkan jahat tanpa sendirinya tercemar? Meski 2 Petrus mengatakan bahwa Lot orang benar, namun dari paparan lanjut nas ini kita melihat ada beberapa pengaruh buruk lingkungan tidak baik itu yang memengaruhi Lot dan keluarganya juga.
Selama masih di dunia jahat ini dan menanti langit dan bumi baru, penting untuk kita memupuk persahabatan rohani yang di dalamnya boleh tumbuh nilai-nilai dan sifat-sifat positif melampaui pengaruh negatif dunia ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar