Rabu, 03 Agustus 2011

Pembentukan Abraham (1)

God appears to Abraham

Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar. Kejadian 15:1


Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.

Kejadian 17:1


Abraham sanggup melakukan penipuan usang berulang kali yang sesungguhnya membahayakan kemurnian istrinya. Dengan pembawaan lemah keberanian moral, ia hanya memikirkan keamanan pribadinya sendiri. Juga, ia rentan pada tekanan. Atas desakan istrinya, ia menghasilkan anak dari Hagar, budak istrinya, dan ketika Sarah bereaksi kepada kesombongan Hagar dengan tuduhannya, ia mengizinkan Sarah mengusir Hagar dari rumah (Kej. 12:10-20; 20:1-18; 16:1-16).

Jadi jelas, Abraham bukan orang yang berprinsip kuat dan kepekaannya akan tanggungjawab pun kurang. Tetapi Allah dalam hikmat mengurus sosok santai, tidak heroik ini sampai ia tidak saja menjadi setia menggenapi peran yang telah ditetapkan untuknya di panggung sejarah gereja sebagai pionir penakluk Kanaan, penerima pertama perjanjian Allah, dan bapa dari Ishak, anak mukjizat, tetapi juga menjadi seorang manusia yang baru.

Hal yang Abraham sangat perlukan ialah belajar untuk hidup dalam hadirat Allah, dengan melihat semua aspek kehidupan berelasi dengan-Nya, dan Dia saja, sebagai komandan, pembela, pemberi pahala. Inilah pelajaran penting yang dalam hikmat-Nya Allah konsentrasikan untuk mengajar Abraham. Berulang-ulang Allah mengkonfrontasi Abraham, dan dengan begitu Ia memimpin Abraham ke titik di mana hatinya dapat berkata dengan pemazmur, “Siapa yang kumiliki di surga kecuali Engkau? Selain Engkau tak ada yang kuinginkan di bumi. Sekalipun jiwa ragaku menjadi lemah, Engkaulah kekuatanku, ya Allah; Engkaulah segala yang kumiliki untuk selama-lamanya” (Mzm. 73:25-26).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar