Jumat, 02 September 2011

Kebesaran Allah



Aku melihat Tuhan… tinggi dan menjulang,… Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
Yesaya 6:1-2
 

Kebenaran kedua tentang Allah, dan aspek kedua dari kekudusan-Nya, ialah kebesaran-Nya. Visi ini melihat Allah “tinggi dan menjulang,” dengan serafim bersayap enam melayang-layang menyembah di hadapan-Nya. Setiap deskripsi itu mengandung pelajaran untuk kita.

            Kita mulai dengan dua sayap yang dipakai untuk menutup wajah para malaikat, sebagai gestur yang mengungkapkan pembatasan diri yang penuh hormat dalam hadirat Allah: yaitu sikap untuk berpada diri dan tidak mengintai ke hal yang tidak Allah bukakan tetapi hidup hanya dengan apa yang telah ia katakan. Ketakjuban termasuk ketidaksediaan untuk tidak mengambil satu langkah pun melampaui apa yang Alkitab katakan. Ketika kita mencapai batas luar dari apa yang Alkitab katakan, tiba saatnya untuk kita berhenti berargumen dan mulai menyembah.

            Sepasang sayap dipakai menutupi kaki para malaikat mengungkapkan sikap pengosongan diri di hadirat Allah. Sikap itu juga satu aspek penyembahan sejati. Para penyembah sejati ingin menghapus diri mereka dari pemandangan, tidak menarik perhatian ke diri mereka, supaya segenap pikiran dan hati, mulai dari mereka, dapat berkonsentrasi tanpa gangguan pada Allah saja.

            Unsur ketiga dalam postur malaikat ialah masing-masing terbang atas dua sayap mereka bagaikan burung, siap untuk pergi untuk Allah, untuk menjalani kehendak-Nya – begitu perintah-Nya diberikan. Kesiagaan itu pun termasuk unsur penyembahan sejati: kita mengakui kebesaran Allah dengan menempatkan diri kita melayani Dia.


Tidak hormat, penonjolan diri, dan tidak bertindak sering kali merusak penyembahan. Apakah penyembahanku bercela karena hal-hal itu?

Tuhan, aku ingin melupakan diri sendiri, berkonsentrasi pada-Mu, dan menyembah Dikau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar