Sabtu, 03 Maret 2012

Berdoa dari Hati yang Rindu

Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
Mazmur 25:5
 

Bagaimanakah kita dapat meyakinkan bahwa doa kita benar dan berkenan kepada Allah? Hanya jika doa kita keluar dari hati yang rindu, barulah ada doa yang sejati. Doa didefinisikan sebagai penyampaian hasrat kita kepada Allah. Apakah yang didambakan pemazmur dalam Mazmur 25? Ia merindukan perlindungan (2, 20), arahan (4-5), pemeliharaan hidup (21), pengampunan (11-18); dan di atas semua itu ia menginginkan berkat untuk gereja (22).

            Semua orang Kristen yang baik tentu memiliki kepedulian ganda tadi – untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. Kita tidak perlu malu bahwa kita memerhatikan diri kita sendiri. Jika kita peduli tentang relasi kita dengan Allah, kita pasti peduli tentang diri kita, jangan sampai kita menodai relasi tersebut. Pasti kita akan memiliki kebutuhan pribadi yang ingin kita bawa kepada Allah. Pada saat sama, kita juga sadar bahwa bukan hanya kita yang termasuk kawanan Allah. Allah membangun suatu keluarga dan maksud-Nya juga ditujukan kepada seluruh kesatuan keluarga-Nya itu juga masing-masing anggotanya.

            Pementingan diri sendiri bukan kebajikan Kristen, dan jika Roh Allah mengajar orang Kristen, yang bersangkutan akan memiliki keinginan agar berkat mengisi hidup orang lain juga sebagaimana ia ingin berkat memenuhi kehidupannya sendiri. Ia akan rindu melihat Allah dipermuliakan dalam gereja yang keberkatan, seperti ia rindu menemukan relasinya sendiri dengan Allah makin dalam dan merindukan berkat untuk dirinya dan orang lain juga.

Apakah kerinduan hatiku untuk diriku dan untuk gereja keluargaku?

Utarakan kerinduan itu dalam doa secara teratur. (Ada baiknya menuliskan hal itu.)

Dari buku  Bapa Surgawi Mengasihimu - karangan Dr James I Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar