Selasa, 20 Maret 2012

Yesus dan Kerajaan Allah

Jadi apa maksud Yesus ketika Ia memberitahu orang bahwa kerajaan Allah telah datang bahkan ketika Ia bicara?

            Ia percaya bahwa nubut-nubuat kuno sedang digenapi. Ia percaya bahwa Allah Israel sedang melakukan suatu perkara baru, yaitu memperbarui dan membentuk ulang Israel secara radikal. Sepupu-Nya, Yohanes Pembaptis, yang juga mencanangkan kedatangan kerajaan Allah dan memberitahu orang banyak untuk bersiap bagi seorang lain yang datang sesudah dia, bicara secara drastis tentang kapak yang tersedia di akar pohon. Allah, kata Yohanes, sanggup membangkitkan anak-anak untuk Abraham dari batu-batu di tanah.

            Jika yang dimaksud adalah operasi penyelamatan, maka jenisnya berbeda. Yang dimaksud bukan sekadar Allah Israel memerangi orang-orang kafir jahat dan membela umat-Nya. Tetapi, sesuatu yang lebih dahsyat. Yaitu bahwa Allah bukan saja menghakimi bangsa-bangsa kafir tetapi juga Israel; tentang Allah bertindak dalam cara baru di mana tidak ada yang bisa diperlakukan seenaknya; tentang Allah yang memenuhi janji-janji-Nya, tetapi yang melakukan itu dengan cara yang tak diduga atau diharapkan oleh siapa pun. Allah mengeluarkan suatu tantangan baru untuk Israel, menggemakan ulang janji-janji-Nya kepada Abaham: Israel sungguh adalah terang dunia, tetapi telah mengambil kebijakan menaruh terang itu di bawah gantang. Inilah saat untuk tindakan drastis. Sebaliknya dari tindakan revolusi militer yang biasa orang buat, saatnya kini untuk memperlihatkan kepada orang kafir seperti apa sesungguhnya Allah yang sejati itu, yaitu bukan dengan perang dan kekerasan tetapi dengan mengasihi musuhmu, memberi pipi yang satunya, menjalani mil kedua. Itulah tantangan yang Yesus berikan dalam ‘Khotbah di Bukit.’

            Bagaimana Anda memahami pesan seradikal itu? Bagaimana sesuatu yang sedrastis itu akan Anda katakan kepada orang yang sedang menantikan sesuatu yang berbeda? Dengan dua cara: dengan lambang-lambang (khususnya tindakan-tindakan dramatis), dan dengan kisah-kisah. Yesus menggunakan keduanya. Pemilihan kedua belas murid sebagai pengikut dekat-Nya (‘murid’ berarti ‘pembelajar’) adalah suatu lambang dahsyat dalam dirinya, yang berbicara tentang penciptaan ulang seluruh umat Allah, yaitu dua belas suku Israel yang diturunkan dari dua belas anak Yakub. Penciptaan ulang umat Allah itu pun merupakan inti dari penyembuhan-penyembuhan ajaib yang Ia lakukan. Tidak diragukan bahwa secara historis Ia memang memiliki kuasa-kuasa penyembuhan; itu sebabnya Ia menarik bukan saja orang banyak tetapi juga tuduhan bahwa Ia telah bersekutu dengan si iblis.

            Tetapi Yesus tidak melihat penyembuhan-penyembuhan yang Ia buat hanya sebagai semacam rumah sakit berjalan era pra-modern. Ia tidak menyembuhkan orang sakit hanya demi kesembuhan, meskipun kesembuhan itu tentu penting bagi mereka. Tidak juga sekadar cara untuk menarik perhatian orang mendengarkan pesan-Nya. Tetapi, itulah tanda dramatis dari pesan itu sendiri. Allah, pencipta dunia, bekerja melalui Dia, melakukan apa yang telah Ia janjikan, yaitu untuk mencelikkan mata orang buta dan telinga orang tuli, menyelamatkan manusia, mengembalikan segala sesuatu ke arah yang benar. Orang-orang yang berada di dasar onggokan akan terheran-heran menemukan diri mereka berada di puncak. “Berbahagialah mereka yang lembut hati,” ujar-Nya, “karena mereka akan mewarisi bumi.” Dan Ia pergi berkeliling untuk membuat itu terjadi.

Dikutip dari Hati & Wajah Kristen: Terwujudnya Kerinduan Manusia & Dunia oleh N. T. Wright

Tidak ada komentar:

Posting Komentar