Senin, 14 Maret 2016

Bergulat dengan Tuhan

Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. -- Filipi 3:13-14

Tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub." Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." -- Kejadian 32

Sepanjang hidupnya Yakub selalu ingin mengendali: memegangi tumit Esau saat kelahirannya, membeli hak kesulungan dengan semangkuk kacang merah, merebut berkat kesulungan itu dengan menipu Ishak ayahnya yang buta, dan kini mengatur barisan-barisan pembawa upeti perisai dirinya dari kemungkinan pembalasan Esau. Pada saat itulah sesuatu yang misterius menjumpai dia. Dan semalaman Yakub bergulat melawan sosok misterius itu. Di akhir percakapan Yakub dengan 'orang' itu akhirnya kita ketahui bahwa sosok misterius yang menjumpainya dan yang tidak jelas siapa lebih dulu menomplok menyerang sampai terjadi pergulatan sengit itu, adalah manifestasi Tuhan sendiri.

Sungguh ajaib yang terjadi. Jangankan menang bergulat melawan Tuhan, melihat Tuhan saja pun tak ada manusia sanggup melakukannya. Gulat lain dari karate atau pencak silat atau kungfu shao lin, karena dilakukan dalam keadaan full body contact secara harfiah. Maka, semalaman bergulat melawan Tuhan, dan akhirnya menurut Tuhan sendiri Yakub berhasil menang, adalah sesuatu yang luar biasa. Yakub memiting Tuhan dan Tuhan memiting Yakub, daging dan 'daging' berkutetan, keringat membaur nyatu, dan Yakub 'menang.' Sesungguhnya hanya dengan satu sentilan saja Tuhan sanggup menjadikan Yakub debu tanah kembali. Tetapi Tuhan mengizinkan Yakub merasakan sentuhan penuh manifestasi Tuhan dan bahkan mengalami bahwa Ia menyukai pelukan, pitingan, perlawanan Yakub yang mencoba menaklukkan-Nya.

Maka sebenarnya itu dapat dipahami sebagai pergulatan ayah dan anak, pergulatan kasih, pergulatan ketika untuk tujuan keakraban dan pembelajaran sang ayah membatasi diri sedemikian rupa sampai si anak memenanginya. Dalam pergulatan itu Tuhan mengizinkan Yakub mengerahkan seluruh otot-otot pengendalian, keegoisan, kecacatan dirinya lalu Ia memelintir pangkal paha Yakub sampai pincang. Dari Yakub meminta Tuhan memberkati, nyata bahwa sejauh itu Yakub tidak yakin sungguh memiliki berkat yang telah ia dapatkan dengan jalan merebut, menipu, dengan otak dan otot sendiri. Kini ia meminta, bukan merebut. Seluruh proses kelekatan dalam gulat itu sampai ia meminta berkat, adalah proses puncak pengubahan hidup Yakub. Ia bukan lagi Yakub, si pemegang tumit, perebut, pengendali, Ia diubah Tuhan menjadi Israel 'Tuhan memerintah, memelihara, mempertahankan, berjuang.'

Dari Yakub kita belajar apa yang Paulus teladankan: tinggalkan segala yang di belakang buruk atau baik, kalah atau menang, apa pun yang bukan sepenuhnya merupakan pembentukan, pengendalian, pemeliharaan dan rencana Tuhan atas kita. Bergulatlah 'melawan' Tuhan sampai hidup sungguh merupakan pertemuan lekat kita dengan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar