Kamis, 12 Oktober 2017

Harap tidak Sia-sia

Lalu ingatlah Allah akan Rahel; Allah mendengarkan permohonannya serta membuka kandungannya. Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: "Allah telah menghapuskan aibku." Maka ia menamai anak itu Yusuf, sambil berkata: "Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku." -- Kejadian 30:22-24

Apabila empat anak pertama Yakub dari Lea berlangsung dalam empat tahun dan masing-masing dua anak dari dua pembantu Rahel dan Lea terjadi dalam waktu beririsan sekitar dua-tiga tahun serta anak kelima Lea terjadi berikutnya, maka dapat diasumsikan sekitar tujuh tahun Rahel harus sengsara dan sadar penuh bahwa kapasitas jasmaninya tidak dapat diandalkan. Bahkan suplemen buah kesuburan yang didapatnya dari Lea dengan barter hubungan seksnya dengan Yakub pun ternyata tidak membuahkan hasil. Tujuh tahun sengsara, aib, berupaya dengan berbagai cara ini membuat ia akhirnya menaruh harapan terakhir dan tertinggi kepada Allah -- panggilan untuk sang sesembahan universal, Pencipta langit dan bumi. Dan yang dipanggil, diandalkan, diharapkan itu bukan Allah yang jauh tidak peduli tetapi TUHAN Perjanjian -- diri-Nya sendiri sumber bagi diri-Nya dan energi hidup-Nya sekaligus sumber bagi segala yang ada dan yang menopang keberlanjutan -- ternyata Ia ingat akan Rahel, penderitaan dan doa harapannya. Ketika Allah memberdayakan kapasitas jasmani Rahel, kandungan itu menjadi hidup sebagaimana mestinya, Rahel mengandung dan Yusuf lahir. Penamaan Yusuf -- artinya, Ia akan menambahkan -- menunjukkan bertambahnya juga pengharapan Rahel. Kelak dalam kehidupan Yusuf kita juga menyaksikan bagaimana kesengsaraan dalam harap dan iman yang bertumbuh menambah-tumbuhkan karakter orang dan kapasitas dirinya ke tingkat kemuliaan sepadan.

Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. -- Roma 5:2-5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar