Jumat, 05 Januari 2018

Batu-batu Hidup Juga

Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." -- 1 Petrus 2:4-6


Surat ini bukan ditujukan kepada orang-orang di luar anugerah. Pasal 1 jelas bicara tentang berbagai faset keselamatan yang sudah menjadi ciri dari penerima surat ini. Justru karena itu kini Petrus menasihati mereka yang sudah datang kepada Yesus Kristus untuk kembali datang, terus menerus memupuk hubungan akrab dengan Yesus Kristus. Inilah hakikat kehidupan Kristen, bukan sekali beriman seterusnya terjamin, bukan sekali bertobat otomatis tidak ada hal lain baik dari yang lama maupun yang baru yang perlu dibereskan, sekali memegang hak masuk surga lalu mengabaikan bahwa hidup surgawi masa depan kekal itu justru perlu dialami nyata terwujud dalam dunia sementara ini. 
Sifat kehidupan Kristen itu adalah hubungan menyatu yang dinamis dengan Yesus Kristus. Manifestasi dari kesatuan dengan Yesus Kristus adalah seperti ini: Ia Batu yang Hidup, kita juga dijadikan-Nya batu-batu hidup; Ia Imam Besar Agung, kita juga dijadikan-Nya imam satu kepada lain dalam gereja yang adalah keimamatan semua orang percaya; Ia Terang Dunia, kita pun dijadikan seperti Dia terang untuk dunia ini; Ia Air Hidup, di dalam kita Ia memancarkan air kehidupan sampai kepada kekekalan.
Petrus kini mengajak kita melihat ke proses pembangunan Bait Allah bahkan Kota Allah yaitu Sion Ilahi yang mewujud di bumi, dimana Gereja adalah sebagian wujud dari Kerajaan Allah di bumi sebagaimana yang kita doakan di akhir doa-doa syafaat ibadah Minggu. Tidak ada orang Kristen yang sungguh menyatu dengan Yesus Kristus yang tidak dalam rencana Allah untuk dipakai dalam pembangunan Kota Ilahi itu. Kriteria fit and proper test Allah bukan terutama hal seperti gelar, deposito, pengaruh, wajah, banyak tahu, pandai adu argumen dan cakap bersandiwara, sebagaimana yang sering ditayangkan di sinetron. Kriteria yang berlaku pada Yesus itu juga yang menjadi kriteria kelayakan dipakainya kita dalam pembangunan Bait-Sion Ilahi. Seperti Yesus dibuang, ditolak, direndahkan, dihina bahkan dibuat tidak berdaya di hadapan manusia demikian juga sikap berserah, merendahkan diri, tidak mengandalkan kekuatan otot dan ngotot, percaya akan cara-cara Allah ketimbang kepada kebjakan manusiawi, menimbang mulia dari perspektif Allah bukan menurut konsep kemuliaan duniawi, dst. 
Mumpung baru hari ke-5 kita di tahun 2018 ini, mari makin menyatu dengan Yesus Kristus dan makin membuka diri untuk karya-karya anugerah-Nya mewujudkan Kerajaan di dalam dan melalui kita. Mari dengan syukur bahwa kita boleh diikutkan dalam pewujudan Kerajaan, kita turuti dorongan Allah untuk memakai hidup kita dan segala yang Tuhan percayakan di dalam hidup kita ini demi membangun gereja-Nya dan menghadirkan dampak Kerajaan di sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar