Selasa, 23 Januari 2018

Injil dalam Keluarga

Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman. Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.  -- 1 Petru 2:25-3:7

Nasihat agar mengikuti teladan Yesus Kristus berlaku juga dalam konteks keluarga. Zaman itu ada kemungkinan bahwa Injil belum diterima oleh semua anggota keluarga. Dan seperti juga yang terjadi pada masa kini bisa jadi bahwa yang pertama merrespons kepada Injil adalah kaum perempuan, para istri. Perlu diingat juga bahwa dalam zaman itu kedudukan perempuan berbeda dari masa kini, meski bukan serendah budak tetapi ada kecenderugan juga seperti di banyak tempat sampai kini yang istri dianggap sebagai milik dan tidak dianggap setara oleh suami. Firman ini mengingatkan kaum perempuan yang sudah menerima Injil, sudah dalam penggembalaan Yesus Kristus untuk memenangkan para suami bukan dengan ocehan tetapi dengan karakter dan tampilan yang serasi kemuliaan Allah. Sedikit refleksi untuk kaum perempuan gereja masa kini -- apakah perkataan, cara berpakaian dan tampilan fisik Anda memancarkan hormat dan kemuliaan Allah?
Para suami pun harus mengikuti teladan Yesus Kristus dalam sikap dan perlakuan terhadap istri. Istri bukan milik, pemuas nafsu, kelas lebih rendah tetapi sbagai "teman pewaris anugerah yaitu kehidupan kekal" Dengan demikian hubungan doa suami dengan Tuhan tidak terhalang.
Sang Gembala Baik menginginkan agar keluarga-keluarga kita utuh ada dalam anugerah, dan agar nasihat tentang karakter, penampilan, sikap satu sama lain dalam keluarga ini kita praktikkan sebagai wujud nyata bekerjanya karya pembaruan Yesus Kristus. Karakter, sikap dan tampilan kita hendaknya serasi Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar