Kamis, 22 Maret 2018

Azab dan Sengsara Mesias

Allahku, Allahku, mengapa 
Engkau meninggalkan aku? 
Aku berseru, tetapi 
Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. 
Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi 
Engkau tidak menjawab, 
dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. -- Mazmur 22:2-3


Sengsara, derita paling berat, paling menghancurkan batin adalah ketika Allah jauh, tidak menolong, tidak menjawab! Inilah yang diungkapkan Daud dalam penderitaannya yang sekaligus menjadi ilham bagi / tentang teriakan Kristus di salib jauh kemudian hari. Ia memanggil Dia dengan sebutan Allah -- El, El -- Sang Pencipta-Penguasa alam semesta -- ia menempatkan diri sebagai yang bergantung, berharap, percaya, memohon pertolongan-Nya, penyertaan-Nya, keluputan dari-Nya.
Perhatikan betapa luas GAP antara ia dan Dia dalam teriakan ratapan kesengsaraan ini -- Allah meninggalkan, kendati ia berseru Ia tetap jauh dan tidak memberikan keluputan. meskipun ia berseru-seru Ia tidak menjawab dan dalam kesengsaraan berlanjut ia tidak beroleh ketenangan batin. 
Dalam seluruh Alkitab tidak pernah ada orang yang dengan hancur hati, tulus, sungguh mencari Tuhan, memohon keselamatan yang tidak dihampiri-Nya, ditolong-Nya, disambut-Nya. Hanya di Getsemani malam itu yang doa Kristus tidak dikabulkan, dan hanya di saat Ia tergantung di salib menyerukan Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? -- tidak ada jawaban baik suara maupun tanda sedikit pun yang terjadi. Hanya gelap dahsyat di siang di Golgota itu -- Allah benar-benar meninggalkan dan jauh karena dosa-dosa umat yang ditanggung-Nya. Itulah Sengsara atas segala sengsara, namun itulah Sengsara yang akhirnya menyelamatkan segala sengsara di bumi ini.
Kita kehabisan kata-kata untuk memaparkan bagaimana yang terjadi dalam kesengsaraan Yesus Kristus sepanjang hidup dan berpuncak di salib-Nya. Hanya satu hal perlu kita tanamkan dalam-dalam -- jangan pernah menyepelekan keselamatan dari-Nya, jangan pernah menggampangkan anugerah-Nya, jangan pernah melupakan rangkaian kesengsaraan yang sudah Ia tanggung untuk keselamatan dan kelimpahan hidup kita. Betapa besar pengorbanan kasih-Nya untuk kita. Jangan pernah timbang-timbang untung-rugi untuk taat, mengasihi, bersyukur, berkarya nyata, berkorban demi kemuliaan-Nya. Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar