Selasa, 27 Maret 2018

Ketika TUHAN jauh, Susah mendekat

Ya Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku. Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong. -- Mazmur 22:10-12

Yang merupakan pokok cemoohan orang banyak terhadap Mesias, yaitu "Ia menyerah kepada TUHAN, biarlah Dia yang melepaskannya, biarlah Dia meluputkannya, bukankah Ia berkenan kepadanya?" -- kini menjadi pokok pengakuan sendiri yang dihidupi makin sungguh oleh si penanggung derita. Sudah sejak keadaannya dalam kandungan ibunya, sampai ia dilahirkan dan seterusnya dalam pelukan aman di dada ibunya -- itu semua adalah kenyataan keterlibatan kasih dan rencana Allah dalam kehidupannya dan tindakan aktifnya berserah menjadikan TUHAN sebagai Allahnya. 
Satu petunjuk kuat bahwa nas ini menunjuk jauh melampaui Daud ke Mesias, yaitu sepanjang kita membaca nas-nas mesianis dalam Alkitab selalu perujukan diri-Nya adalah kepada sang ibu dan bukan kepada ayah. Sungguh inilah kenyataan hidup Yesus Kristus sendiri. Bukankah sejak Maria menerima kabar yang disampaikan oleh malaikat  bahwa Ia akan mengandung dari Roh Kudus, sampai sang bayi lahir, diluputkan ke Mesir dari ancaman Herodes -- semua ini adalah karena TUHAN! TUHAN yang mengeluarkan Ia dari kandungan, TUHAN yang membuat Ia aman! Dan sungguh mengherankan bahwa sejak masa terdini bahkan dalam kandungan ibu ada kredo itu pada Kristus bahwa TUHAN adalah Allah-Nya. Kalimat membingungkan itu juga didengar oleh Maria dan Yusuf ketika menjumpai "Yesus yang terhilang" di Bait sedang mendiskusikan Firman dengan para pemimpin Bait dan menjawab pertanyaan mereka: "Mengapa engkau mencari Aku. Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada dalam rumah Bapa-Ku?"
Betapa dahsyat kesengsaraan Yesus Kristus bagi kita. Ia yang sejak dari kandungan Maria mengalami TUHAN begitu dekat kepada-Nya dan yang secara ajaib sejak momen itu mengakui dan mengalami TUHAN sebagai Allah-Nya, di saat-saat tergenting Ia memenuhi misi-Nya harus mengalami tiga hal mengerikan: Allah jauh, kesusahan dari si jahat mendekat, tanpa ada satu pun  pertolongan.
Kiranya kita bukan sekadar memperingati kesengsaraan dahsyat Yesus demi kita ini. Kita wajib mengingat dengan takut-gentar-takjub dan kasih kepada Yesus Kristus kita yang telah menanggung semua kesengsaraan ini demi meluputkan kita dari kesengsaraan kita karena dosa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar