Rabu, 14 Maret 2018

Hidup Utuh, Penuh, Menyeluruh

Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (Roma 14:17)
Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; -- Mazmur 16:8-9
I have set Jehovah always before me: Because he is at my right hand, I shall not be moved. Therefore my heart is glad, and my glory rejoiceth; My flesh also shall dwell in safety. (ASV)
I have set the LORD always before me; because he is at my right hand, I shall not be shaken. Therefore my heart is glad, and my whole being rejoices; my flesh also dwells secure. (ESV)

Urutan jangan dibalik! Yang sebab jangan dijadikan akibat, yang akibat bukan sebab! Hati yang bersukadita, jiwa ("kabod" = keseluruhan keberadaan) yang bersorak sorai, tubuh yang aman-nyaman-tenteram adalah akibat. Sebab yang mesti kita cari, usahakan, pelihara adalah hidup dalam hadirat TUHAN, mengalami pemerintahan Allah atas hidup kita, menginginkan dan mendoakan serta memperjuangkan Kerajaan Allah dan kehendak Allah di dunia kita. Bahkan kita perlu sungguh menyimak spiritualitas yang dipaparkan dalam Mazmur 16 ini yang digenapi oleh sang Mesias, sebagai bingkai untuk kita menuai dampak kehidupan yang penuh sukacita, sorak-sorai dan aman-nyaman-tenteram. Ada tiga aspek akibat dari mempraktikkan hadirat TUHAN, menghidupi Kerajaan Allah atas hidup kita -- nas ini bicara tentang leb (hati), kabod (jiwa, dalam banyak terj, Inggris: "my glory," "my whole being") dan basar (daging, aspek jasmani). Dengan bahasa yang lazim untuk kita kini: ranah batin, keseluruhan keberadaan, ranah badani -- lengkap-menyeluruh-utuh mengalami sukacita, kepenuhan hidup, aman-nyaman-tenteram.
Kontras dengan masa kini ada dua: Pertama, kita lebih sering membuat kondisi finansial, kesehatan, posisi, relasi keluarga/kerja/bisnis sebagai yang utama menggantikan hadirat TUHAN dan pemerintahan-Nya atas hidup kita. Salah besar! Perlu banting stir, ubah kemudi, ubah prioritas supaya kita boleh mengalami janji-janji indah dalam nas ini! Kedua, kita sering melihat hidup ini terkotak-kotak akal budi, perasaan, kemauan, ke-batin-an, ke-daging-an satu sama lain terpisah, terbelah, dilematis (trilematis, bahkan!) dan bukan sebagai kesatuan menyeluruh yang sekaligus komprehensif. Dengan sendirinya hidup yang terbelah-terpecah bagaimana mungkin dapat mengalami sukacita, sorak-sorai dan aman-nyaman tenteram yang sejati? Ayo, kita butuh model dan pola hidup mesianis untuk mengutuhkan dan memadukan hidup kita yang kompleks ini. Oleh kuasa penebusan-Nya, penguatan pendampingan-Nya serta model kehidupan-Nya untuk pembanding terpercaya kita seutuhnya boleh mengalami kepenuhan hidup. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar