Sabtu, 10 Maret 2018

Teladan Keimamatan Unggul

Pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. -- Lukas 6:12
Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga -- Ibrani 7:25-26

Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. -- Mazmur 16:5-7


Mazmur ini juga menggambarkan keimamatan Yesus yang mengungguli keimamatan kaum Lewi. Kita ketahui bahwa dari 12 suku bani Israel semua mendapatkan bagian tanah waris mereka berdasarkan ketetapan Tuhan Allah kecuali satu yaitu suku Lewi dan para imam di dalamnya. Mereka ditetapkan untuk sepenuhnya menjadi pelayan Allah dalam penyelenggaraan ibadah di Bait. Mereka tidak memiliki tanah dan warisan dan sumber nafkah. Fokus dan konsentrasi mereka penuh pada Allah saja. Rejeki mereka adalah berkat yang datang dari pengaturan Tuhan agar suku-suku lain berbagi kebutuhan hidup mereka antara lain dengan memberikan persepuluhan.
Jauh melebihi kebergantungan akan kebutuhan hidup orang Lewi dan para imam Perjanjian Lama, Yesus Kristus hidup sepenuhnya untuk mengasihi, melayani, mengutamakan Allah saja dalam kehidupan-Nya. Ini nyata dari seluruh segi hidup-Nya antara lain dari kehidupan doa-Nya, dari bagaimana Ia bahkan melebihi "burung yang punya sarang dan serigala yang punya liang tetapi Ia tidak memiliki alas kepala untuk membaringkan kepala-Nya," dari bagaimana Ia tidak memperkatakan apa pun kecuali yang diberikan TUHAN kepada-Nya.  TUHAN Allah saja warisan, piala kesukaan, penentu mutlak bagaimana Ia hidup, sumber energi untuk Ia sanggup mengasihi dan melayani tanpa pandang orang, sumber otoritas untuk Ia menyatakan kebenaran sesuai norma Allah dan sesuai kebutuhan pendengar, sumber energi untuk Ia memiliki kuat dan kuasa mewujudkan pemerintahan dan kehendak Allah ke dalam dunia ini. 
Dari keimamatan Yesus Kristus kita diyakinkan bahwa Allah mutlak terpercaya untuk keselamatan kekal kita juga untuk keselamatan sementara di bumi ini bagi jiwa-tubuh kita dengan segala kebutuhan dan problemanya. Kita bersyukur boleh belajar dari sang Imam Besar Agung yaitu Yesus Kristus untuk tidak mengikatkan diri atau menggantungkan diri kepada benda atau materi atau jabatan atau pujian/penerimaan/pengakuan orang melainkan kepada TUHAN Allah saja. Sang Imam Yesus Kristus bukan saja memungkinkan kita diterima Allah apa adanya tetapi juga menyanggupkan kita untuk menjadikan hidup ini suatu persembahan yang hidup yang kudus dan berkenan kepada Allah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar