Minggu, 03 April 2011

Rasa Takut yang Kudus Terhadap Allah

KRISTUS,
Anak-Ku, bila engkau ingin maju dalam perjalananmu ke Surga, peliharalah dalam hatimu suatu perasaan takut yang kudus terhadap Penghakiman Ilahi. Sudah sepantasnya bila engkau takut untuk menyakiti dirimu sendiri. Bila engkau memasukkan dosa ke dalam kehidupanmu, engkau menjadikan dirimu sasaran penghakiman-Ku. Aku, Kebenaran Kekal, tidak dapat menerima engkau sebagai orang baik, bila engkau menjadi buruk karena dosa. Maka karenanya, kendalikanlah keinginan duniawimu, dan janganlah engkau menyerah kepada kesenangan yang tidak berguna dan berbahaya. Perasaan takut yang kudus terhadap penghakiman-Ku ini akan membebaskanmu dari daya tarik kesenangan-kesenangan duniawi.
            2. Tidaklah bijaksana bila engkau hanya memikirkan kesenangan dan melupakan kebutuhan jiwamu. Adalah baik dan pantas bagimu untuk takut kehilangan anugerah-Ku. Tanpa anugerah engkau tidak pernah dapat mencapai kehidupan sempurna dan kebahagiaan surgawi.
            3. Bila kasihmu terhadap-Ku belum cukup untuk menahanmu dari berbuat dosa, biarlah perasan takutmu untuk neraka menahanmu berdosa. Orang yang tidak memiliki perasaan takut yang bijaksana dan kudus ini tidak dapat bertahan lama dalam berbuat baik. Cepat atau lambat ia akan masuk kembali ke dalam perangkap setan, karena kurang hati-hati menghindari pencobaan. Perasaan takut ini bersifat kudus karena Akulah yang memberinya. Ia membuat orang menjadi kuat dalam peperangannya sehari-hari melawan hasrat  yang tidak rasional dan yang egois.
           4. Juga orang-orang kudus, dengan seluruh kepercayaan yang mereka letakkan kepada-Ku, mempunyai perasaan takut yang kudus terhadap penghakiman Ilahi ini. Mereka tidak menjadi kurang berhati-hati, atau kurang rendah hati, karena mereka memiliki kebajikan dan kebaikan yang besar.

RENUNGKAN,
Bila kasihku kepada Allah sampai gagal untuk menahanku dari perbuatan dosa, itu disebabkan kasihku kepada diri sendiri pada saat ini sangat kuat. Namun demikian, aku masih dapat melakukan sesuatu hal terhadap kasih yang salah arah ini dengan memikirkan Pengadilan Ilahi, yang akan membuat perhitungan denganku sesuai yang pantas aku terima. Benar-benar bodohlah orang yang tidak ingin mempertimbangkan bahaya yang mengikutinya, bila dia memilih suatu jalan tertentu. Perasaan takut yang kudus terhadap Pengadilan Ilahi ini merupakan “suatu permulaan kebijaksanaan”, karena hal ini membimbing manusia ke suatu kehidupan yang lebih suci.

DOA,
Allahku, aku tidak hanya ingin mengandaikan kasih-Mu sampai melupakan keadilan-Mu. Suatu saat Engkau akan membuat perhitungan dengan setiap orang sesuai perbuatannya. Aku ingin mempergunakan sebaik-baiknya segala pemberian yang dalam kasih-Mu telah Engkau berikan kepadaku tiap hari. Semoga aku tidak akan lupa, bahwa suatu saat aku harus mempertanggung-jawabkan kepada-Mu penyalahgunaan pemberian-pemberian-Mu ini. Pemikiran ini akan membantuku untuk menolak dosa dan lebih menyukakan hati-Mu dalam keseharianku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar