Sabtu, 30 Juli 2011

Tidak Malu Mengaku Injil

Aku tidak malu akan injil; injil adalah kuasa Allah untuk keselamatan bagi setiap orang yang beriman.
Roma 1:16 (terj. harfiah)

Kita perlu meninjau ulang semua rencana dan praktik penginjilan kita – misi, reli, kampanye, khotbah, percakapan, kesaksian, pertemuan besar, pertemuan kecil, dan penyajian injil kita dalam kontak pribadi; traktat yang kita bagikan; buku yang kita pinjamkan, surat yang kita tulis – untuk menanyakan beberapa hal berikut:

            Apakah cara mempresentasikan Kristus ini memperhitungkan untuk membuat orang sadar bahwa injil adalah firman dari Allah? Atau cenderung mengalihkan perhatian dari sang pencipta dan otoritas pesan injil ke pribadi serta kesanggupan sang pemberita?

            Apakah cara mempresentasikan Kristus ini memperhitungkan untuk memajukan atau menghalangi pekerjaan Allah dalam pikiran orang? Apakah ia akan membuat orang berpikir dan berpikir keras tentang Allah dan tentang diri mereka dalam relasi dengan Allah?

            Apakah cara mempresentasikan Kristus ini memperhitungkan untuk menyampaikan doktrin injil yang penuh kepada pendengar? Atau akankah ia membuat orang  bergegas ke desakan untuk beriman dan bertobat tanpa memiliki ide jelas mereka harus bertobat dari apa atau harus percaya apa?

            Apakah cara mempresentasikan Kristus ini memperhitungkan untuk menyampaikan kebenaran injil dalam cara yang cukup serius? Atau ia sangat ringan, menyenangkan, dan santai sehingga pendengar sukar menerimanya sebagai hal yang serius dan akan menganggapnya sebagai satu lagi stimulan untuk masalah kehidupan?

Bagaimana gereja Anda melalui program teratur dan khususnya, mempresentasikan Kristus?

Tuhan, tolong aku untuk menyampaikan injil dalam cara yang membuat mereka sadar bahwa seluruh kenyataan hidup dan seluruh keberadaan serta kenyataan diri mereka disambut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar