Kamis, 21 September 2017

Hangat & Rohani Polesan

Berlarilah gadis itu pergi menceritakan kejadian itu ke rumah ibunya. Ribka mempunyai saudara laki-laki, namanya Laban. Laban berlari ke luar mendapatkan orang itu, ke mata air tadi, sesudah dilihatnya anting-anting itu dan gelang pada tangan saudaranya, dan sesudah didengarnya perkataan Ribka, saudaranya, yang bunyinya: "Begitulah dikatakan orang itu kepadaku." Ia mendapatkan orang itu, yang masih berdiri di samping unta-untanya di dekat mata air itu, dan berkata: "Marilah engkau yang diberkati TUHAN, mengapa engkau berdiri di luar, padahal telah kusediakan rumah bagimu, dan juga tempat untuk unta-untamu." Masuklah orang itu ke dalam rumah. Ditanggalkanlah pelana unta-unta, diberikan jerami dan makanan kepada unta-unta itu, lalu dibawa air pembasuh kaki untuk orang itu dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia. Tetapi ketika dihidangkan makanan di depannya, berkatalah orang itu: "Aku tidak akan makan sebelum kusampaikan pesan yang kubawa ini." Jawab Laban: "Silakan!" Lalu berkatalah ia: "Aku ini hamba Abraham. TUHAN sangat memberkati tuanku itu, sehingga ia telah menjadi kaya; TUHAN telah memberikan kepadanya kambing domba dan lembu sapi, emas dan perak, budak laki-laki dan perempuan, unta dan keledai. Dan Sara, isteri tuanku itu, sesudah tua, telah melahirkan anak laki-laki bagi tuanku itu; kepada anaknya itu telah diberikan tuanku segala harta miliknya. Tuanku itu telah mengambil sumpahku: Engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan, yang negerinya kudiami ini, tetapi engkau harus pergi ke rumah ayahku dan kepada kaumku untuk mengambil seorang isteri bagi anakku.... -- Baca: Kejadian 24:28-49

Laban tiba-tiba menjadi penuh perhatian -- menyambut, mengatur pesta dan penginapan bagi Eliezer -- mengapa? Nas ini membukakan sekilas karkter Laban yang berorientasi kepada harta dan memanfaatkan orang demi harta: "Sesudah dilihatnya anting-anting dan gelang" pemberian Eliezer yang dipakai Ribka! Dengan cepat pula ia menyesuaikan diri -- tiba-tiba ia menyebut Allah sebagai TUHAN. Sungguhkah Laban penuh perhatian terhadap orang asing? Sungguhkah ia mengenal Allah sebagai TUHAN dan memiliki hubungan yang intim dengan-Nya sebagaimana dikatakan firman tentang Abraham: beriman, berjalan di hadapan-Nya? Kalau hanya di sini mungkin kita akan cepat menyimpulkan Laban sangat bermurahhati, suka menyambut dan memberi tumpangan, serta seorang yang  spiritual. Ternyata petunjuk singkat tentang melihat benda-benda berkilauan sekitar 250-500 gram beratnya itu, didukung oleh pasal-pasal berikut ketika ia memperbudak Yakub yang menginginkan Rahel dan bukan Lea menjadi istrinya, ditambah peristiwa tentang Rahel membawa berhala terafim kepunyaannya -- tahulah kita sifat asli Laban sesungguhnya. 
Kita perlu menguji apakah sikap dan tindakan sosial kita serta bahasa spiritual kita memang asli atau hanya polesan atas hati yang selalu haus akan harta? Bukan saja orang lain bisa bersosial-spiritual palsu, kita yang mengaku orang percaya pun bisa sama duniawinya, idem rakus dan serakahnya seperti orang yang mengilahkan benda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar