Rabu, 06 September 2017

Naungan Nama TUHAN

Pada waktu itu Abimelekh, beserta Pikhol, panglima tentaranya, berkata kepada Abraham: "Allah menyertai engkau dalam segala sesuatu yang engkau lakukan. Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku di sini demi Allah, bahwa engkau tidak akan berlaku curang kepadaku, atau kepada anak-anakku, atau kepada cucu cicitku; sesuai dengan persahabatan yang kulakukan kepadamu, demikianlah harus engkau berlaku kepadaku dan kepada negeri yang kautinggali sebagai orang asing." Lalu kata Abraham: "Aku bersumpah!" Tetapi Abraham menyesali Abimelekh tentang sebuah sumur yang telah dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh. Jawab Abimelekh: "Aku tidak tahu, siapa yang melakukan hal itu; lagi tidak kauberitahukan kepadaku, dan sampai hari ini belum pula kudengar." Lalu Abraham mengambil domba dan lembu dan memberikan semuanya itu kepada Abimelekh, kemudian kedua orang itu mengadakan perjanjian. Tetapi Abraham memisahkan tujuh anak domba betina dari domba-domba itu. Lalu kata Abimelekh kepada Abraham: "Untuk apakah ketujuh anak domba yang kaupisahkan ini?" Jawabnya: "Ketujuh anak domba ini harus kauterima dari tanganku untuk menjadi tanda bukti bagiku, bahwa akulah yang menggali sumur ini." Sebab itu orang menyebutkan tempat itu Bersyeba, karena kedua orang itu telah bersumpah di sana. Setelah mereka mengadakan perjanjian di Bersyeba, pulanglah Abimelekh beserta Pikhol, panglima tentaranya, ke negeri orang Filistin. Lalu Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan memanggil di sana nama TUHAN, Allah yang kekal. Dan masih lama Abraham tinggal sebagai orang asing di negeri orang Filistin. -- Kejadian 21:22-34


Peristiwa kelahiran Ishak dan pengalamannya sendiri dihajar Tuhan karena mengambil Sarah membuat Abimelekh menyadari penyertaan TUHAN atas Abraham. Ini mendorongnya meminta Abaham setuju mengadakan perjanjian dengannya yang berlaku sampai ke anak-cucu-cicit mereka. Isi perjanjian itu sederhana yaitu persahabatan dimana kedua pihak menghindari berbuat curang satu kepada lainnya. Begitu menyetujui dan bersumpah langsung Abraham memberlakukan perjanjian itu dengan mengklaim sumur yang ia gali dan yang dirampas oleh para hamba Abimelekh. Sumur untuk peternak di wilayah yang sebagian besar padang gurun adalah sumber kehidupan. Sumur itu hasil galiannya sendiri tetapi untuk mendapatkan pengakuan Abimelekh Abraham tidak segan memberi hadiah tujuh ekor anak domba -- yang menjadi dasar nama sumur dan kemudian nama tempat itu disebut Bersyeba -- artinya sumur tujuh dan bunyi tujuh juga mirip dengan bunyi kata sumpah atau kudus. Lalu sesudah Abimelekh menerima hadiah yang menjadi meterai kemilikan Abraham atas sumur itu, Abraham menanam pohon tamariska -- pohon yang kelak akan tumbuh dengan cirinya tinggi, berdaun lebat dan hijau sepanjang tahun, usianya panjang dan kayunya keras. Bersamaan dengan itu Abraham nemanggil nama TUHAN, Allah yang kekal. 



Pengakuan dunia sekeliling, mengukuhkan hasil karya, rela memberi, membangun hal-hal yang mencerminkan sifat kekal Allah, memelihara hubungan dengan TUHAN -- inilah teladan Abraham untuk perjalanan spiritualitas kita juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar