Jumat, 22 September 2017

Providensia Allah

Lalu Laban dan Betuel menjawab: "Semuanya ini datangnya dari TUHAN; kami tidak dapat mengatakan kepadamu baiknya atau buruknya. Lihat, Ribka ada di depanmu, bawalah dia dan pergilah, supaya ia menjadi isteri anak tuanmu, seperti yang difirmankan TUHAN." Ketika hamba Abraham itu mendengar perkataan mereka, sujudlah ia sampai ke tanah menyembah TUHAN. Kemudian hamba itu mengeluarkan perhiasan emas dan perak serta pakaian kebesaran, dan memberikan semua itu kepada Ribka; juga kepada saudaranya dan kepada ibunya diberikannya pemberian yang indah-indah. Sesudah itu makan dan minumlah mereka, ia dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia, dan mereka bermalam di situ. Paginya sesudah mereka bangun, berkatalah hamba itu: "Lepaslah aku pulang kepada tuanku." Tetapi saudara Ribka berkata, serta ibunya juga: "Biarkanlah anak gadis itu tinggal pada kami barang sepuluh hari lagi, kemudian bolehlah engkau pergi." Tetapi jawabnya kepada mereka: "Janganlah tahan aku, sedang TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pulang kepada tuanku." Kata mereka: "Baiklah kita panggil anak gadis itu dan menanyakan kepadanya sendiri." Lalu mereka memanggil Ribka dan berkata kepadanya: "Maukah engkau pergi beserta orang ini?" Jawabnya: "Mau." Maka Ribka, saudara mereka itu, dan inang pengasuhnya beserta hamba Abraham dan orang-orangnya dibiarkan mereka pergi. Dan mereka memberkati Ribka, kata mereka kepadanya: "Saudara kami, moga-moga engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki kota-kota musuhnya." Lalu berkemaslah Ribka beserta hamba-hambanya perempuan, dan mereka naik unta mengikuti orang itu. Demikianlah hamba itu membawa Ribka lalu berjalan pulang. -- Kejadian 24:40-61


Kisah penemuan Ribka untuk menjadi pendamping Ishak sang pewaris panggilan TUHAN Allah untuk memberkati bangsa-bangsa dunia ini adalah yang terpanjang dalam catatan Kejadian. Di dalamnya, doa Eliezer kepada TUHAN Allah dan kesaksian Eliezer mengulangi isi doanya dan bagaimana TUHAN Allah memimpin dan membuat misinya berhasil adalah bagian terpanjang dalam peikop ini. Meski kepentingan kisah ini ada pada Ishak dan Ribka, sambil melibatkan banyak pemeran lain, namun Nama TUHAN Allah berulang kali mendominasi perikop ini -- ini menunjukkan pesan teologis penting yang boleh kita tarik dari dalamnya, yaitu bahwa di dalam urusan pernikahan dan juga urusan keseharian lainnya sekaligus terjadi jalin-menjalin menyatu dengan kelanjutan penggenapan janji dan rencana Allah -- maka menyatu pula upaya dan doa manusia dengan providensia TUHAN Allah. Penyediaan atau penyelenggaraan atau pengaturan ilahi tidak diwujudkan oleh TUHAN dan dialami oleh manusia sebagai suatu kekuatan yang memaksa dan mengharuskan tetapi sebagai dorongan-tarikan yang mewujud wajar dan menyatu dalam berbagai peristiwa yang sepenuhnya melibatkan pertimbangan, perasaan, kemauan, doa dan tindakan konkrit manusia. Providensia Allah menjadi sekaligus ilahi dan manusiawi. Dalam kisah ini Eliezer yang kerap disebut "mak comblang" menjadi agen providensia Allah itu beroperasi. Ketika nyata bahwa misinya akan berhasil ia pun tidak ingin berlama-lama lagi memboyong calon pengantin perempuan itu untuk segera berjumpa dengan calon pengantin laki-lakinya yaitu Ishak.
Ada satu lagi kisah pernikahan agung yang sedang berproses dalam penyiapan yaitu pengantin laki-laki yang telah berkorban untuk beroleh pengantin perempuan yang kudus -- dalam perspektif Eliezer dan Kitab Wahyu seruan kita wajarnya adalah "Maranatha" segeralah jadi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar