Selasa, 19 September 2017

Menyiapkan Pernikahan Generasi Berikut

Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala hal. Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: "Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku." Lalu berkatalah hambanya itu kepadanya: "Mungkin perempuan itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini; haruskah aku membawa anakmu itu kembali ke negeri dari mana tuanku keluar?" Tetapi Abraham berkata kepadanya: "Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana. TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah memanggil aku dari rumah ayahku serta dari negeri sanak saudaraku, dan yang telah berfirman kepadaku, serta yang bersumpah kepadaku, demikian: kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini--Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku. Tetapi jika perempuan itu tidak mau mengikuti engkau, maka lepaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini; hanya saja, janganlah anakku itu kaubawa kembali ke sana." Lalu hamba itu meletakkan tangannya di bawah pangkal paha Abraham, tuannya, dan bersumpah kepadanya tentang hal itu.  -- Kejadian 24:1-9



Pemilihan calon pasangan hidup, perjodohan, pernikahan bukan sekadar keharusan biologis-psikologis-sosial melainkan jauh lebih mendasar di dalamnya adalah soal pembentukan ikatan perjanjian yang di dalamnya rencana ilahi boleh berproses dan mewujud. Apabila dalam catatan sebelum ini tidak pernah disebutkan orangtua mengatur perjodohan anak mereka -- meski kemungkinan adat kebiasaan itu memang ada di zaman itu sebagaimana yang masih cukup berlaku di timur sampai kini, secara khusus nas ini mencatat Abraham menyiapkan pencarian calon teman hidup Ishak karena janji TUHAN Allah tentang keturunan yang berlimpah dan memberkati bangsa-bangsa itu kini jatuh kepada Ishak. Untuk itu Abraham menugasi hambanya yang paling tua yaitu yang diberi kuasa untuk menjadi pengatur seluruh kepunyaan Abraham untuk pergi ke tanah asal Abaham. Pertama dengan pergi ke tanah asalnya berarti Abraham mengharapkan calon istri Ishak itu berasal dari garis keturunan Sem, dan ini ditegaskan dengan tekanan "bukan dari Kanaan" -- intinya di sini mengupayakan pasangan hidup yang tidak melenceng dari pengenalan . penyembahan kepada TUHAN Allah pencipta langit dan bumi. Kedua, Eliezer harus membawa calon istri Ishak dan bukan sebaliknya menyebabkan Ishak kembali ke tanah asal ayahnya -- intinya di sini mendapatkan pasangan hidup yang bersedia menjalani panggilan TUHAN untuk membentuk keluarga yang menghasilkan keturunan yang di dalam dan melaluinya berkat-berkat Allah memancar sebagai penggenapan rencana-Nya.


Masa kini generasi muda kita kebanyakan menemukan pasangan hidup melalui kontak-kontak mereka sendiri dalam pergaulan di sekitar kegiatan keseharian -- pendidikan, pekerjaan, kegiatan pelayanan, bahkan belakangan ini melalui media sosial. Kemungkinan untuk terjadinya perjodohan yang tidak sepadan karena tidak seiman dan tidak sungguh menjalani panggilan ilahi yang sama makin besar masa kini. Karena itu orangtua, pembina rohani, keluarga, gereja perlu sedini mungkin mengemban teladan Abraham memberikan pendidikan rohani tentang prinsip pencarian teman hidup dan penetapan calon istri/suami yang berfokus pada menyembah TUHAN Allah yang benar dan mengikuti panggilan-Nya dalam hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar