Kamis, 07 Desember 2017

Spiritualitas Trinitarian

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan (harfiah: kepada pengharapan yang hidup), untuk menerima suatu bagian (harfiah: warisan) yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu sekalipun sekarang ini .. -- 1 Petrus 1;3-6a

Perhatikan pola ke-tritunggal-an kebenaran kehidupan Kristen dalam paparan Petrus. Dalam salamnya ia mengakarkan jatidiri orang percaya pada keterpilihan oleh Allah (Bapa), pemercikan darah Kristus dan pengudusan Roh Kudus. Pujiannya menyebut Yesus dengan tiga sebutan: Tuhan (kerajaan-Nya), Yesus (Juruselamat -- keimamatan-Nya) dan Kristus (yang diurapi untuk membimbing, mengajar, menyatakan kebenaran -- kenabian-Nya). Kehidupan iman Kristen dipaparkan sebagai kelahiran baru-pengharapan yang hidup-dan beroleh warisan kekal. Warisan kekal itu bersifat tidak dapat binasa-tidak dapat cemar-tidak dapat layu. Warisan itu tersedia di sorga-dipelihara dalam kekuatan Allah-siap untuk dinyatakan di zaman akhir. Sangat mungkin dalam tindak pewahyuan Roh dalam perenungan Petrus ketika menulis suratnya ini, pola-pola trinitarian ini dijadikan bingkai kokoh-melimpah dengan kebenaan indah supaya kita boleh menghidupi kehidupan iman kita dengan mewah.
Dengan menyebut "kita" dalam pujian ini Petrus memasukkan dirinya ke dalam pengalaman kebaruan hidup berpengharapan warisan kekal ini. Kata yang dipakainya meski menggemakan "lahir dari atas" dalam percakapan Yesus dengan Nikodemus, kini memakai ungkapan lahir kembali. Dengan latar bahwa pembacanya sedang mengalami ketidakpastian karena menjadi perantau teraniaya Petrus kini menguatkan bahwa lebih dari kenyataan hidup yang sukar dan tidak pasti bahkan sementara ini, kita yang sungguh masuk ke dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, masuk ke dalam pengharapan yang hidup dengan prospek masa depan mulia beroleh warisan kekal. 
Dengan cahaya ajah, tutur kata kesaksian, daya pengabdian kita di keseharian mari pancarkan bahwa kita sungguh memiliki hidup baru penuh pengharapan berprospek warisan kekal yang teguh pasti karena bersumber pada dan dipelihara oleh Bapa-Anak-Roh Kudus. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar