Senin, 07 Maret 2011

Dikenal Allah

                                                                                                           
…sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah,
                                                                                                            Galatia 4:9

Akhirnya hal yang terpenting bukanlah bahwa kita mengenal Allah, tetapi bahwa Ia mengenal kita. Saya diukir di telapak tangan Allah. Saya tidak pernah luput dari pikiran-Nya. Semua pengenalan kita akan Dia ditopang oleh inisiatif-Nya untuk mengenal kita. Saya kenal Dia sebab Ia lebih dulu kenal saya. Ia mengenal saya sebagai sahabat, sebagai yang mengasihi saya; dan tidak ada saat di mana pengamatan-Nya luput dari saya, atau perhatian-Nya menjauh dari saya, dan karena itu tidak ada saat di mana pemeliharaan-Nya atas saya gagal.
            Pengetahuan ini luar biasa dahsyat. Hal ini memberikan penghiburan tak terkatakan – penghiburan yang memberdayakan dan bukan sekadar menyamankan – karena mengetahui bahwa Allah senantiasa mengenali saya dalam kasih, dan memerhatikan untuk kebaikan saya. Kita merasa luar biasa lega karena mengetahui bahwa kasih-Nya kepada saya sangat realistis, didasari sepenuhnya atas kemahatahuan-Nya akan hal terburuk dalam diri saya, sehingga Ia tidak pernah akan dikagetkan oleh kenyataan saya seperti yang seringkali saya alami tentang diri saya sendiri, sampai Ia harus memadamkan ketetapan-Nya untuk memberkati saya.
            Hal ini merupakan suatu alasan besar untuk kerendahan hati karena menyadari bahwa Ia tahu semua hal tidak beres dalam diri saya yang tidak diketahui oleh sesama saya dan Ia melihat segala kecemaran dalam saya lebih dari saya sendiri melihatnya. Hal lain yang sama dahsyatnya yang menjadi insentif untuk kita menyembah dan mengasihi Allah ialah, atas alasan yang tak terselami, Ia menginginkan kita menjadi sahabat-Nya dan ingin menjadi sahabat kita serta memberi Anak-Nya untuk mati bagi kita supaya maksud-Nya ini terwujud.

Renungkan pemikiran yang menghibur ini: “Allah mengenalku seutuhnya, selengkapnya.”
Ubahlah pemikiran Anda tadi menjadi pengakuan atau pujian atau keduanya.

Dikutip dari Buku Bapa Surgawi Mengasihimu karangan James I. Packer. Info Pemesanan: Email ke waskitapublishing@gmail.com atau sms / call ke 0812-270-24-870

Tidak ada komentar:

Posting Komentar