Minggu, 20 Maret 2011

Duri Kita

Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
2 Korintus 4:8-9

Cukup banyak orang Kristen masa kini yang hidup dengan epilepsi, dorongan homoseksual, radang usus, dan siklus depresi. Persis seperti yang ditulis oleh Philip Hughes, “Adakah seorang hamba Kristus yang tidak dapat menunjuk ke semacam duri dalam daging, tampak atau tidak tampak, jasmani atau psikologis, yang telah ia doakan untuk lepas darinya, tetapi yang Allah berikan kepada mereka untuk membuat mereka rendah hati dan berbuah-buah?... Duri dalam daging Paulus, yang tidak jelas persisnya apa, mewakili sejenis pengalaman duri dalam daging semua orang Kristen.
            Dulu maupun kini, Allah bisa memakai kesakitan dan kelemahan kronis, termasuk berbagai penderitaan, sebagai alat-Nya membentuk jiwa kita. Kelemahan memperdalam kebergantungan kita akan Kristus untuk penguatan setiap hari. Semakin kita merasa lemah, semakin kuat kita bergantung. Dan semakin kuat kita bergantung, semakin kita tumbuh kuat secara rohani, meski tubuh kita melapuk.
            Hidup dengan masalah tanpa mengeluh dan tetap baik, sabar, dan bebas dalam hati untuk mengasihi dan menolong orang lain, meski setiap hari Anda merasa kurang baik, adalah pengudusan sejati. Hal itu merupakan penyembuhan sejati bagi roh. Ia merupakan kemenangan mutlak anugerah dalam kehidupan Anda.

Apakah Anda/gereja Anda berharap lebih atau kurang dari Allah sejauh menyangkut pengharapan untuk kesembuhan jasmani? Apa yang dapat dilakukan?
Tuhan, ajar kami pelajaran apa yang harus kami terima, entah “engkau tidak mendapat karena engkau tidak meminta,” atau “anugerah-Ku cukup bagimu” (Yak. 4:2; 2Kor. 12:9).

Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu Tulisan James I. Packer. Info Pemesanan - Email ke waskitapublishing@gmail.com atau sms / call: 0812-270-24-870.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar