Rabu, 07 Februari 2018

Menjadi Prajurit Kristus

Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. -- 1 Petrus 1:13
Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu -- 1 Petrus 3:15
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah. -- 1 Petrus 4:1-2

Perhatikan nuansa keprajuritan dalam ungkapan yang Petrus utarakan dalam suratnya ini: siapkan, waspadalah, siap sedia pada segala waktu, persenjatai diri! Hidup orang percaya, menjadi pengikut Kristus berarti menjalani kehidupan peperangan rohani. Kita harus membangun sikap mental berjaga-jaga, siap siaga, waspada. Kita harus melatih seluruh keberadaan kita dari dasar kemanusiaan kita terdalam sampai ke bagaimana kita memperlakukan dan berkelakuan secara badani sebagaimana yang wajar dijalani oleh para prajurit dulu maupun kini. Kita bukan sedang tamasya di dunia ini; dunia ini bukan taman bermain atau tempat untuk kita sekadar mengalir mengekor arus zaman. Kita adalah prajurit Kristus yang sedang dilatih oleh Roh Allah untuk menundukkan berbagai kelemahan dalam diri sendiri dan menaklukkan pola hidup kegelapan di dunia sekeliling kita. 
Apabila di pasal-pasal sebelum ini tekanan Petrus pada karya penebusan Yesus Kristus untuk orang percaya -- percikan darah-Nya, kebangkitan-Nya yang memasukkan kita ke dalam pengharapan yang hidup, persembahan hidup-Nya yang menjadi tolok ukur bagi kita untuk dipakai menjadi batu-batu hidup bagi Bait rohani -- maka mulai di akhir pasal 3 dan nas ini Yesus Kristus sebagai hamba yang menderita menjadi model untuk kita tiru dan berlakukan dalam keprajuritan kita. Bukan maksud Petrus bahwa kita harus mencari-cari penderitaan seperti orang masokhis. Tetapi penderitaan karena ingin melakukan kehendak Allah, penderitaan yang seperti Yesus bahkan sampai harus ditanggung dalam sepanjang hidup-Nya dan berpuncak di kematian-Nya, ini harus menjadi persenjataan hidup orang percaya. Artinya, kerelaan, tekad, komitmen untuk taat kepada kehendak Allah bahkan sampai harus merugi, menderita, kehilangan sesuatu yang berharga secara duniawi, menanggung ketidaknyamanan badani, dlsb. perlu kita kenakan, ingat, sadari, tanamkan, jadikan perisai-senjata sepanjang hidup ini di sini dan kini sampai kita kelak masuk kemuliaan-Nya dalam keadaan layak bertemu Panglima Agung kita Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar