Rabu, 28 Februari 2018

Peran Pendamping -- Semata?

Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk menasihati dan meyakinkan kamu, bahwa ini adalah kasih karunia yang benar-benar dari Allah. Berdirilah dengan teguh di dalamnya! -- 1 Petrus 5:12

Silwanus ini jelas adalah Silas yang dicatat di Kisah Para Rasul. Seperti zaman sekarang dulu pun lazim orang memiliki dua nama -- misalnya, Simon Petrus, Shaul Paulus, Yudas Barsabas. Bersama nama trakhir itu dalam Kisah Rasul 15 Silas disebut sebagai orang yang terpandang di jemaat Yerusalem dan bersama Paulus dan Barnabas berempat mereka diutus untuk membawa surat keputusan konsili pertama gereja kepada gereja di wilayah luar Israel pertama, Antiokhia. 
Ketika terjadi selisih pendapat antara Paulus dan Barnabas tentang Markus, Silas bergabung dengan Paulus meneruskan perjalanan misionaris mereka sementara Markus ikut dengan barnabas. Ia setia mendampingi Paulus ketika Paulus dipenjarakan di Filipi, ketika terjadi masalah di Tesalonika, juga kemudian ketika Paulus melayani di Korintus. Kedua surat Paulus untuk jemaat di Tesalonika menyebut Silwanus, demikian juga 2 Korintus menyebut Silwanus sebagai yang bersama Paulus menginjil di Korintus. Untuk beberapa saat kita tidak mendapatkan data lain tentang pelayanan Silwanus sampai di akhir surat ini kita simpulkan bahwa fase berikut pelayanannya adalah mendampingi Petrus.
Ada beberapa perenungan penting dari diri Silas/Silwanus ini untuk kita. Pertama, kita belajar untuk tidak mengukur besar-kecil, penting-tidak penting peran kita dari ukuran yang manusia kenakan. Silas bukan rasul, bukan penginjil besar, hanya utusan pembawa surat sidang di Yerusalem, pendamping dua rasul besar dan ia hanya seperti satelit yang beedar di sekitar dua rasul besar itu. Namun semua pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan tim -- mulai dari kekal sampai mewujud di waktu selalu terjadi interaksi tim antar pribadi-pribadi Tritunggal, antara Musa dan Harun lalu Yosua, antara Yeremia dan penulisnya, dan kini Paulus kemudian Petrus dengan Silwanus. Silwanus hanya menjadi penulis menyalin kata-kata penggembalaan dua rasul besar itu. Dan sangat mungkin selain hanya menulis ia juga melakukan peran mendekati editor masa kini, yaitu mungkin sambil berbincang lalu mengusulkan entah semacam perbaikan susunan kalimat, pilihan kata, ide yang lebih menjelaskan atau hanya bertanya apa maksud yang rasul-rasul itu ingin sampaikan, dsb. Maka inilah peran di bawah bayang-bayang sosok besar, namun kerelaan mengambil peran kedua, pendamping, tidak tampil yang sungguh berarti untuk kemajuan Kerajaan Allah.
Kedua, komentar Petrus untuk Silas di sini adalah hal yang sangat penting dalam mengevaluasi semua jenis pekerjaan dan peran para hamba Tuhan, yaitu dapat dipercaya. Perhatikan ucapan Paulus juga, "Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi." (1 Korintus 4:1-3) dan penilaian itu juga yang patut kita harapkan kita dengar keluar dari mulut sang Gembala Agung: "hai hamba-Ku yang setia [terpercaya]." 
Setiap kita telah dikaruniai paling tidak satu karunia rohani untuk pertumbuhan tubuh Kristus dan kemajuan Kerajaan Allah di bumi ini -- marilah kita setia melaksanakan peran kecil kita -- penyanyi, penyambut tamu, pensyafaat, penyaksi, pelawat, dst. dsb., demi bersama anggota tubuh Kristus lainnya memajukan rencana besar Allah di bumi ini. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar