Rabu, 09 Mei 2018

Maut ditelan oleh Kemenangan Kristus

Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? -- Hosea 13:14
Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya. -- Yesaya 25:8
Akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. -- 1 Korintus 15:54-57

Pendapat bahwa kebudayaan manusia berorientasi pada dua kekuatan -- hidup dan mati -- memang ada benarnya. Ada banyak sekali ekspresi budaya, ritual, kesenian, lagu, tradisi bahkan sampai kepada tindak-tanduk politis yang berorientasi atau digerakkan oleh dua kekuatan itu -- hidup dan / atau maut (thanatos). Selama dunia manusia belum dibebaskan sempurna dari dosa maka kita masih akan terus mengalami kesitegangan kuasa hidup dan kuasa maut.
Tetapi hanya orang yang di dalam sang Pemenang sejati, Yesus Kristus yang telah mengalahkan maut dalam kematian dan kebangkitan-Nya yang boleh menghadapi maut sebagai pemenang, sebab kebangkitan-Nya bukan hanya untuk diri-Nya tetapi untuk semua yang terhisab di dalam Dia. 
Kebangkitan Yesus Kristus itu total dan tuntas. Total karena semua aspek dan mekanisme yang terlibat dalam operasional maut, yaitu dosa dan Taurat telah dikalahkan oleh Yesus Kristus. Maut menguasai kehidupan manusia karena sengatnya yaitu dosa. Sejak kejatuhan Adam, semua manusia tidak saja diturunkan hidup secara biologis tetapi juga mewarisi dosa. Taurat diberikan Tuhan bukan untuk menyelamatkan tetapi untuk mencegah dosa merajalela sampai manusia rusak total tak terpulihkan. Kendati dalam dirinya baik, Taurat justru menelanjangi dosa dan kerap merangsang dosa untuk bangkit dan melawan kehendak baik Tuhan. Ini dapat kita lihat menjadi semacam proses psikologis, ketika larangan diberi malah membuat orang terangsang untuk melanggar. Terjadinya hal ini bukan karena kesalahan dalam Taurat melainkan karena manusia telah mewarisi sifat dosa. Kedua kekuatan ini -- dosa dan Taurat menjadi cara maut menguasai dunia manusia. Bayangkan berapa ratus ribu, jutaan, bahkan milyaran manusia telah ditelan oleh maut dalam kemenangannya. Akan tetapi ketika Yesus Kristus memutuskan untuk menenggak cawan -- yaitu berisikan semua konsekuensi dahsyat dosa, pelanggaran terhadap Taurat dan maut -- maka Ialah yang sesungguhnya Pemenang sejati -- total dan tuntas! Maut telah ditenggak-ditelan-Nya habis dan dihabisi-Nya. Nubuat Yesaya dan teriakan Hosea dirujuk Paulus sebagai tonggak eskatologis yang digenapi oleh Yesus Kristus dan sudah dapat mulai di sini dan kini dialami oleh semua orang yang bersatu dengan-Nya. Maka oleh, karena dan melalui/di dalam Kristus kita boleh menjadi pemenang dan menjadikan budaya tidak harus terus menerus berorientasi pada hidup dan maut, tetapi hanya pada kemenangan hidup atas ,maut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar