Kamis, 17 Mei 2018

Pewarta-Penyaksi-Pemenang

Tuhan menyampaikan sabda; orang-orang yang membawa kabar baik itu merupakan tentara yang besar: Raja-raja segala tentara melarikan diri, melarikan diri, dan perempuan di rumah membagi-bagi jarahan. Maukah kamu berbaring di antara kandang-kandang? Sayap-sayap merpati bersalut dengan perak, bulu kepaknya dengan emas berkilau-kilauan. Ketika Yang Mahakuasa menyerakkan raja-raja di sana, turunlah salju di atas gunung Zalmon. -- Mazmur 68:12-15


Ingat bahwa Mazmur ini dimulai dengan doa pujian: "Bangkitlah, ya Allah."  Pemazmur mulai dengan melihat ke masa lalu -- bangkit dan bertindak-Nya Allah sebagai Raja-Bapa, Panglima dan Gembala memimpin Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian dengan menghadirkan surga di sepanjang perjalanan mereka. Kini nas ini memaparkan apa yang masih akan terjadi di kini dan akan datang pemazmur sambil merujuk ke berbagai tindakan Allah di masa lalu, dengan juga mengungkapkan siapa TUHAN dan bagaimana cara Ia akan bertindak itu. 
Nas ini tidak menyebut Allah (sebutan untuk yang Mahapencipta segala sesuatu), bukan juga dengan TUHAN (di ayat 4 Nama Pribadi Allah disebutkan sebagai yang layak menerima pujian dari umat-Nya), melainkan sebagai Adonai yaitu Nama yang disebut umat Perjanjian Lama dalam upaya untuk menjunjung kemuliaan-Nya dan menghindari penyebutan Nama TUHAN dengan sembarangan). Bagaimana Adonai  bangkit dan bertindak menjawab doa umat? Adonai bersabda -- terjemahan di sini tidak memakai kata firman tetapi sabda untuk karena adanya penekanan dari akar kata yang sama -- ingin menekankan ucapan dahsyat ilahi bahwa setiap janji, peringatan, komando-Nya pasti akan menjadi kenyataan. Kita ingat hanya dengan berFIRMAN Allah mencipta segala yang ada dari ketiadaan. Maka dengan berSABDA -- yaitu bangkit-Nya dan tindakan-Nya sebagai jawaban kepada seruan umat dalam mazmur ini -- niscaya terjadilah perubahan dahsyat dalam realitas umat-Nya. Perhatikan bagaimana SABDA Adonai memukul-hancur Raja-raja segala tentara -- biasanya ungkapan "bala tentara" ini dipakai untuk TUHAN kini ungkapan ini dipakai untuk para musuh Allah, secara simultan menekankan betapa besar dan kuat pengerahan mereka yang melawan TUHAN tetapi di hadapan Adonai Tsebaoth yang sesungguhnya mereka tidak ada artinya sama sekali! 
Kontras dari pasukan besar para raja musuh Adonai adalah pasukan orang-orang lemah -- para wanita yang menjadi pasukan besar pembawa berita kemenangan Adonai dan juga yang melakukan penjarahan terhadap para musuh Adonai yang telah ditumbangkan oleh SABDA-Nya. Lalu akibat dari semua ini umat TUHAN mengalami keamanan dan kesejahteraan bagaikan kawanan domba dalam kandang, dan oleh tindakan dahsyat kemenangan ilahi itu umat TUHAN menjadi mulia (ay.14).
Kita umat percaya pengikut Yesus Kristus yang kini memerintah di surga juga sedang berada di medan perang rohani. Hakikat perang ini adalah melawan kuat-kuasa, pemerintah dan penguasa di udara, melawan ide-ide jahat, melawan hal yang hakikatnya adalah dosa dan maut. Maka senjata perang kita haruslah juga seperti cara Adonai yang berSABDA, yaitu dengan kita -- betapa pun lemahnya dari segi perhitungan fisik -- menjadi pasukan besar orang-orang lemah pembawa berita kemenangan Yesus Kristus. Marilah kita taklukkan dan rebut berbagai segi realitas dimana kita berada dengan kesaksian fakta dan kata kita. Marilah juga dengan kesanggupan dari Roh kita memakai berbagai media komunikasi dengan isi SABDA Adonai itu. Mari jadi Pewarta, Penyaksi, Pemenang sejati. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar