Rabu, 11 Juli 2018

Hari Tuhan (3)

Hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat-- 2 Petrus 3:10-15

Orang percaya yang sungguh hidup akrab dengan Tuhan, yang terus menerus mengerjakan keselamatannya sepadan karya penyelamatan Yesus Kristus oleh implementasi Roh Kudus, yang dengan giat berusaha untuk bertumbuh dan bertambah dalam berbagai manifestasi iman (tujuh manifestasi iman dalam perspektif Petrus) atau dalam perspektif Paulus sembilan kebajikan rohani atau buah Roh (Galatia 5), yang hidup suci dan saleh, tak bercacat dan tak bernoda -- sesungguhnya sedang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. 
Apakah antisipasi dan ekspektasi kita tentang kedatangan Hari Tuhan itu? Pada hal apakah kita memfokuskan perhatian tentang Hari Tuhan itu? Pada Hari Tuhan itu, seluruh Alkitab jelas mengatakan bahwa Yesus Kristus akan datang kembali, bukan lagi sebagai Juruselamat tetapi sebagai Hakim yang Adil dan Raja yang Berdaulat. Sebagai Hakim yang Adil Ia akan mengadili semua yang hidup dan yang mati untuk menerima ganjaran setimpal perbuatan hidup manusia -- entah itu berbagian dalam kemuliaan kekal-Nya untuk yang memperlihatkan hidup sepadan iman-harap-kasih kepada-Nya, atau itu kebinasaan untuk yang hidupnya menunjukkan penolakan terhadap kebenaran-Nya, Injil-Nya, kehendak-Nya. 
Maka fokus kita, antisipasi dan ekspektasi orang percaya pertama adalah pada Ia yang akan datang untuk menghakimi dan menyempurnakan Kerajaan Allah di bumi ini. Bersama itu kita berharap dan mengantisipasi akibat-akibat dari kedatangan-Nya kedua kali: kita merindukan dunia ini sungguh di-Hakim-i: dibersihkan dari segala yang buruk, jahat, najis, cemar, menyimpang, tidak benar, tidak adil, dst. Maka sungguh kita bersyukur bahwa kelak akan ada penghukuman yang adil atas dunia dan segenap isinya ini. Tetapi tidak berhenti sampai di sini. Kita juga berharap Ia sungguh menjadi Raja yang mewujudkan langit baru dan bumi baru yang tidak lagi ada dosa, noda, cemar,.sakit, miskin, tetapi yang suci-kudus-mulia penuh dengan SHALOM. 
Dan, apabila kita sungguh hidup sepadan anugerah penyelamatan-Nya, sepenuhnya memanfaatkan janji-janji yang mulia dan kudus, kuat kuasa-Nya yang ajaib, bertumbuh semakin mendekati kodrat ilahi, kita sesungguhnya sedang menantikan dan mempercepat Hari Tuhan itu -- atau dalam arah sebaliknya orang yang sungguh mengantisipasi dan mengharapkan Hari Tuhan sebagai janji yang riil pasti akan berusaha untuk hidup takut dan gentar, suci dan saleh, tidak bercacat dan tidak bernoda sehingga iman-harap-kasih di dalam kita semakin mengakar, tumbuh kuat dan mewujud memuliakan Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar