Rabu, 25 Juli 2018

Manusia Utuh dan Penuh

TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. -- Kejadian 2:7

Apakah manusia terdiri dari jiwa saja? Bukan! Jiwa hanyalah jiwa. Jadi, tubuhkah yang membentuk manusia? Bukan! Tubuh hanyalah tubuh. Konsekuensinya, karena dua komponen ini bila dipisah tidak membentuk manusia, pastinya kesatuan yang terbentuk oleh penggabungan keduanya saja yang layak disebut manusia. Jelasnya, keseluruhan pribadi itulah yang telah Tuhan Allah panggil ke kehidupan dan ke kebangkitan, dan bukan hanya sebagian. Manusia seutuhnya dan sepenuhnya yang dipanggil, artinya ya jiwa ya tubuh. Jika demikian, bagaimana mungkin diakui bahwa yang satu harus diselamatkan tanpa yang lain padahal keduanya dibentuk sebagai kesatuan yang tak dapat diceraikan? Begitu kemungkinan untuk tubuh mengalami kelahiran baru diakui, alangkah tidak fair diskriminasi yang hanya menganggap jiwa yang diselamatkan tanpa tubuh. 
(Justin Martyr, Fragment 8, dikutip dari Olivier Clement, The Roots of Christian Mysticism, tr. Theodore Berkeley and Jeremy Hummerstone, New City 1993)

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.  -- Roma 12:1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar