Kamis, 05 Juli 2018

Menolak Argumen Salah

Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." ... Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. -- 2 Petrus 3:3, 8

Agumen para pengejek kedatangan kembali Yesus Kristus disanggah oleh argumen kontra Petrus. Mereka menjadikan kelangsungan dunia sejak diciptakan, sejak zaman Abraham-Ishak-Yakub seterusnya sampai masa surat ini ditulis, tanpa terjadinya janji dan peringatan tentang kedatangan Yesus Kristus untuk menuntaskan penyelamatan dan penghukuman itu. Maka, atas dasar kenyataan dunia ini dan perjalanan waktu dunia ini sedemikian lama mereka menyanggah bahwa dunia kelak sungguh akan mengalami perubahan dahsyat oleh kedatangan Yesus. 
Sanggahan Petrus pada intinya adalah Tuhan kekal adanya, Ia tidak mengalami apalagi tunduk kepada perjalanan waktu sebagaimana ciptaan -- dunia dan manusia dan segenap makhluk -- mengalami serta tunduk kepada waktu. Tuhan kekal adanya, Ia Pencipta waktu, maka Ia bukan seperti ciptaan yang dibatasi dan ada dalam alur waktu, melainkan waktu terjadi dan berlangsung dan berakhir karena Ia yang mencipta, menopang segala sesuatu dan mengakhiri waktu. Bagi Tuhan satu hari atau seribu tahun -- hal yang untuk manusia berbeda sangat besar --  tidak ada bedanya untuk Tuhan yang kekal. Sebab Ia kekal adanya, maka keberadaan-Nya, pikiran dan rancangan-Nya, keputusan dan tindakan-Nya tidak tunduk kepada pembatasan dan perjalanan waktu, sebab semua itu terjadi di dalam kekekalan diri-Nya. Karena itu, memegang argumen dari ciptaan ke Pencipta, dari waktu ke kekekalan, dari kenyataan yang diadakan ke kenyataan yang mengadakan, adalah kekeliruan berpikir sangat serius. Pola pikir sungsang, terbalik, salah besar!
Oleh karena itu, orang percaya dengan pertolongan Roh Kudus perlu berpikir, merasa, menimbang, bertindak atas pola pikir yang benar -- dari Allah sebagaimana yang Ia nyatakan dalam firman-firman-Nya ke kenyataan kekinian, kemakhlukan, kesementaraan. Ini jelas sangat muskil bagi kita yang memang adalah makhluk fana. Karena itu, satu-satunya yang memungkinkan kita berpola pikir kekal dalam kefanaan kini adalah dengan sungguh mengimani apa kata firman Tuhan. Yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah. Yang terbatas bagi manusia tidak menjadi terbatas bagi Allah. Singkat atau lama waktu penungguan kita, sebab Ia sudah berjanji dan memperingatkan kita untuk berjaga-jaga akan kedatangan-Nya kedua, haruslah kita jalani benar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar