Selasa, 03 April 2012

Arti Perjamuan Kudus (2)


Kedua, perjamuan ini bukan suatu peragaan magis simpatis, sebagaimana yang sering dikhawatirkan oleh pihak Protestan. Tindakan ini, seperti halnya tindakan-tindakan simbolis lain oleh para nabi masa purba, menjadi salah satu titik tempat surga dan bumi bertemu. Paulus berkata, “setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor. 11:26). Ia tidak memaksudkan bahwa perjamuan merupakan kesempatan baik untuk khotbah. Seperti halnya jabatan tangan atau ciuman, lakukan itu ucapkan itu.
            Ketiga, karena itu pemecahan roti tidak juga sekadar peristiwa untuk memperingati sesuatu yang telah terjadi dulu kala, seperti kecurigaan orang Katolik bahwa itulah yang dipercaya orang Protestan. Ketika kita memecah roti dan meminum anggur, kita mendapati diri kita turut bersama para murid di Ruang Atas. Kita disatukan dengan Yesus sendiri sementara Ia berdoa di Getsemani dan berdiri di hadapan Kayafas serta Pilatus. Kita menjadi satu dengan-Nya sementara Ia tergantung di salib dan bangkit dari kubur. Masa lampau dan kini datang bersama. Peristiwa-peristiwa dari zaman dulu disatukan dengan makanan-minuman itu yang kita ambil dan berbagi di sini dan kini.

Dikutip dari buku Hati & Wajah Kristen oleh NT Wright
0812-270-24-870 / waskitapublishing@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar