Rabu, 18 April 2012

Kerendahan Hati dan Pujian

Aku adalah yang paling hina dari semua rasul - 1 Korintus 15:9
Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus - Efesus 3:8
Akulah yang paling berdosa - 1 Timotius 1:15

Kerendahan hati dan gairah memuji adalah sepasang yang mencirikan pertumbuhan dalam anugerah. Alkitab penuh dengan orang-orang yang merendahkan diri di hadapan Allah dan doksologi yang memuji Allah. Hati yang sehat ialah yang berlutut dalam kerendahan hati serta bangkit dalam puji dan puja. Mazmur-mazmur menegaskan ini berulang kali. Demikian juga Paulus dalam surat-suratnya memaparkan kerendahan hati serta luapan doksologi. Lihatlah tiga deskripsi dirinya dalam ayat-ayat di atas, yang berasal dari sekitar tahun 59, 63, dan 64. Dengan berjalannya waktu ia makin merendah; ia tumbuh ke bawah! Dan sementara penilaian dirinya merendah, demikian juga luapan pujian serta pujaannya untuk Allah yang telah sedemikian ajaib menyelamatkannya, semakin meningkat.
          Tidak ragu, belajar memuji Allah pada segala waktu untuk semua yang baik dari-Nya adalah tanda bahwa kita sedang tumbuh dalam anugerah. Seorang pendahulu saya dalam pelayanan pertama saya dalam jemaat meninggal dalam penderitaan sangat berat karena kanker. Tetapi di antara serangan-serangan derita yang sampai membuat ia harus menyumbat mulutnya dengan seprei agar tidak sampai menggigit lidah, ia berulang-ulang meneriakkan: “Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku” (Mzm. 34:1). Itulah gairah memuji yang menegaskan diri dalam kesusahan dahsyat tak terbayangkan.
         
          Pupuklah kerendahan hati dan gairah memuji jika Anda ingin tumbuh dalam anugerah.
Apakah Anda ingin kita sekaligus rendah hati dan juga berkeyakinan diri? Jika demikian, mengapa tampaknya hal itu mustahil?
Tuhan, aku kekurangan sukacita. Tolongku hari ini untuk merunduk di hadapan-Mu, dan bangkit untuk memuji-Mu atas segala hal tentang diri-Mu untukku, dan pemberian atau janji-Mu untukku.
Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu - oleh Dr James I Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar