Selasa, 31 Juli 2012

Berpikir Besar tentang Allah


Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian. - Daniel 2:20-21
 

Kebenaran inti yang Daniel ajarkan kepada Nebukadnezar (Dan. 2:4) dan ingatkan kepada Belsyazar (5:18-23); yang Nebukadnezar akui (4:34-37); yang menjadi dasar doa-doa Daniel dan keyakinannya dalam menantang otoritas; yang membentuk substansi pokok dari semua penyingkapan yang Allah berikan kepada Daniel, ialah kebenaran bahwa “Yang Mahatinggi memerintah kerajaan manusia” (4:25). Ia tahu dan melihat lebih dulu segala sesuatu, dan kemahatahuan-Nya sekaligus juga adalah kemaha-kekuasaan-Nya. Jadi, Ia yang memiliki kata akhir, baik dalam sejarah dunia maupun dalam destini setiap pribadi. Kerajaan dan kebenaran-Nya akhirnya akan menang, sebab tidak ada manusia atau malaikat dapat menggagalkan-Nya.

            Demikianlah pemikiran tentang Allah yang memenuhi pikiran Daniel, seperti yang ia saksikan dalam doanya – doa yang selalu merupakan bukti paling nyata tentang pandangan orang mengenai Allah (2:20-23; 9:4-19). Apakah demikian kita berpikir tentang Allah? Apakah anggapan tentang Allah tadi terlihat dalam doa kita? Apakah kepekaan dahsyat akan kekudusan-Nya, kemuliaan-Nya, kesempurnaan moral-Nya, dan kesetiaan-Nya yang penuh anugerah yang membuat kita senantiasa merendahkan hati dan bergantung, takjub dan taat, sebagaimana Daniel? Dalam segala ketulusan, seberapa banyak atau sedikit Anda mengenal Allah?


Apakah aku telah kehilangan pandangan tentang kebesaran Allah? Bagaimana aku menyisihkan waktu untuk mempelajari tema Alkitab tersebut untuk mengoreksi pikiranku?

Sembah Allah kuat-kuat dengan memakai perkataan Daniel dalam 2:20-23, atau versi Anda sendiri yang menyanyikan kebesaran Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar