Senin, 09 Juli 2012

Kuasa Doa


Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. - Yakobus 5:16
 

Yakobus menganjurkan agar kita berdoa untuk diri kita dan orang lain (5:13-18). Dalam doa, kita menengadah dari keputusasaan kita untuk menatap Allah, pengatur yang penuh belas kasih yang pada saat tepat akan melepaskan para hamba-Nya yang menderita. Doa membawa kestabilan dan kekuatan; mampu melihat masalah sementara dalam perspektif kekal dan memenggalnya ke ukuran kecil.

            Orang yang sakit boleh meminta pendeta mereka mendoakan; para penatua harus bersedia melakukan itu ketika diminta. Ini bukan suatu formula magis untuk kesembuhan, sementara mukjizat Yesus memperlihatkan bahwa memang penyelamatan mengandung penyembuhan jasmani, sikap-Nya pada duri dalam daging Paulus menunjukkan bahwa Ia berdaulat menentukan apa yang baik untuk kesehatan tubuh kita. Tentu, waktu kita mendapat tubuh baru, semua akan berubah! Kita harus membedakan manfaat penyelamatan dari waktu dan cara Allah memberikan manfaat itu. Doa yang sungguh untuk penyembuhan orang sakit harus dilakukan atas prinsip bahwa sakit adalah panggilan Allah untuk kita memikirkan hidup kita di hadapan-Nya.

            Doa semacam itu boleh jadi mengakibatkan penyembuhan, dan saling mendoakan bagi kesejahteraan rohani tidak boleh dibatasi hanya pada soal kesembuhan jasmani. Khasiat doa bergantung pada kebenaran hidup dan motifnya, kesungguhan hati dan keseriusan doa, serta seberapa jauh ia sesuai dengan kehendak Allah yang dinyatakan dalam Firman-Nya. Kisah Elia memberikan gambaran tentang tiga prinsip tersebut.


Pelajari dan praktikkan, khususnya dalam kelompok kecil, ajaran Alkitab tentang berpikir benar dan doa efektif. (Cobalah Ul. 11:13-17; 2Rj. 17; Mzm. 73; Mrk. 2:3-12; Rm. 8:18; 2Kor. 4:7-18; Yak. 1:6-8; 2:14-26; 4:3).

Tuhan, tolong kami sebagai gereja berdoa dengan, dan untuk orang sebanyak dan seefektif mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar