Jumat, 07 Februari 2014

Gara-gara Kasih

Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. - Pengkhotbah 12:13
Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?  Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?  Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah? Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik. - Yakobus 2:5-8

Semua hukum, aturan, perintah, larangan... yang Tuhan berikan kepada umat-Nya berasal dari Allah yang kasih adanya. Maka semua hukum tersebut pasti mencerminkan atau bernafaskan kasih-Nya. Berarti menuruti perintah Allah pasti bersumber dalam dorongan kasih-Nya. Karena berasal dari kasih maka melakukan kehendak Allah pasti mengandung suasana emotif positif. Jadi jika menghindari kesalahan dan berbuat kebaikan menimbulkan rasa duka dan paksa, tentu ada sesuatu yang salah dalam kondisi kasih dalam hati kita terhadap Tuhan dan kepada sesama. Kiranya Roh kasih karunia memberikan kita pembaruan berkesinambungan memanifestasikan kasih itu dengan kuat-Nya. 

Allah Mahakuasa,
tugas kami adalah memelihara kasih,
kasih kepada-Mu dan kepada sesama kami seperti kepada diri sendiri.
Allah, Engkau kenal tiap pikiran, kata, dan tindakan kami,
entah baik atau jahat.
Kami kerap bergumul menaati perintah-Mu,
berat berbuat baik kepada sesama kami.
Karuniakan kami kesukaan dan kekuatan untuk hidup
dalam kasih sesuai maksud-Mu untuk kami.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar