Kamis, 01 September 2016

Firman Allah Kekal Adanya

Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya. -- Yesaya 40:7
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." -- Yohanes 8:51


Mengapa Injil cenderung diabaikan orang; juga, PI cenderung dilupakan oleh gereja dan orang percaya masa kini? Sebabnya, orang tidak sungguh menyadari kesengsaraan manusia tanpa Injil! Kabar Baik tidak akan dirasakan urgensinya bila orang tidak dibukakan realitas kefanaan, kesementaraan, dan kebinasaan yang mengancam.  Menarik konstruksi Yesaya 40 ini. Sesudah ucapan penghiburan ke hati (ay 1-2), diikuti panggilan untuk menyiapkan diri bagi lawatan Tuhan (3-5), datang pencanangan tentang kesengsaraan manusia (6-8). Berulang kali kefanaan, kerentanan manusia dipaparkan dalam paralelisme Ibrani, dimana manusia disamakan dengan rumput mengering dan bunga melayu. Ajaibnya, sesudah paralelisme sedih itu datanglah sebuah perkembangan baru (8b). Narasi Israel yang dibuang bukan titik. Ada narasi besar dari Allah yang siap memberikan penghiburan, pengampunan, pemulihan. Demikian juga narasi kesengsaraan tiap kita bukan titik. Ada narasi penyelamatan, pembaruan, pengalaman akan kemuliaan Allah secara berkelanjutan dan meningkat dalam Yesus Kristus. Meta narasi itu tidak datang dari teknologi, atau perbaikan ekonomi, atau terapi psikologis, atau ucapan hikmat ala motivator, dlsb., melainkan dari Firman Allah yang kekal. Firman kuasa Allah yang mencipta segala yang ada, yang telah menjelma menjadi manusia, Firman kebenaran yang menghidupkan, inilah satu-satunya pengharapan kokoh sejati untuk manusia. Untuk kita yang sedang tertekan oleh miseri hidup carilah sungguh jalan keluar dari Firman kekal Allah. Untuk kita yang melayani pastikanlah pembinaan, pewartaan, penyuluhan yang kita sampaikan sungguh adalah Firman Allah yang murni, kekal, berkuasa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar