Rabu, 25 Januari 2017

Allah vs -isme2 palsu (3)

Pada mulanya Allah... Roh Allah melayang-layang... Berfirmanlah Allah... Allah menjadikan... Allah menamai... Allah melihat .. Allah memberkati... Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya... Allah memberkati... Allah menguduskan... Kejadian 1 & 2

Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala... -- 1 Korintus 8:6-7

Mengenal Allah dengan benar harusnya mewujud ke dalam penghidupan praktis. Kejadian 1 dan 2 merupakan penyataan Allah yang berimplikasi menolak ajaran dan praktik salah berikut ini:

11. Monoteisme. Ini adalah kepercayaan Yudaisme dan Islam -- bahwa ada satu Allah yang hanya satu pribadi-Nya, maka pandangan ini menolak Tuhan sebagai tritunggal. Dengan memakai kata Elohim (jamak) dan TUHAN (YHWH -- nama perjanjian yang menyiratkan bahwa Allah adalah komunitas kasih dalam diri-Nya) untuk menyatakan Tuhan, Kejadian 1 memberitahu kita bahwa ada satu Tuhan dalam tiga pribadi.
12. Teisme. Teis percaya bahwa Tuhan tidak hanya mencipta dunia tetapi juga mengendali segala sesuatu dan semua orang yang telah Ia ciptakan. Teisme dekat dengan filsafat alkitabiah, tetapi sesungguhnya tidak cukup dekat karena hanya menegaskan kedaulatan-Nya namun tidak kasih-setia-Nya yang hanya dimungkinkan dalam konsep Trinitarian.
13. Eksistensialisme. Ini adalah filsafat yang populer masa kini, di mana pengalaman dipercaya adalah Tuhan. Pilihan dan penegasan kita dari diri kita sendiri adalah ‘agama’ yang diikuti. Tidak ada pencipta sebagaimana dalam Kejadian 1 & 2 yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban. Kebanyakan prinsip-prinsip pemotivasi masa kini menekankan sisi pilihan manusia dan tidak mendasarinya atas anugerah Allah.
14. Humanisme. Humanis menolak konsep tentang Tuhan di luar dunia ciptaan. Meski Kejadian 1 memberitahu kita bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan, humanis percaya bahwa manusia adalah Tuhan. Humanisme ini bekerjasama dengan eksistensialisme dan perlu diwaspadai melekat dalam kebanyakan kalimat-kalimat motivator masa kini.
15. Rasionalisme. Rasionalis percaya bahwa akal budi kita sendiri adalah Tuhan, dengan menolak petunjuk dalam Kejadian bahwa kesanggupan berpikir diberikan ketika Tuhan menciptakan manusia dalam gambar-Nya. Selain tidak lengkap karena manusia adalah juga makhluk emosi, komunal/sosial, kehendak, rohani, juga menafikan keterbatasan dan pengaruh pencemaran dosa atas kapasitas rasio manusia.

Aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin. -- Efesus 3:14-21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar