Kamis, 23 Februari 2017

Kuasa (2)

Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. -- Filipi 2:5-7

Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.... Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. -- Markus 1:11, 10-12

Yesus Kristus, Anak Allah namun rela mengambil posisi hamba bukan saja untuk melayani Allah tetapi untuk mengambil posisi manusia-manusia yang perlu bertobat dan dibasuh dari dosa-dosa mereka melalui air baptisan. Tidak ada berbagai penjelasan tentang asal usul kerajaan-Nya (silsilah dalam Matius), keluarga-keluarga yang melatari-Nya (silsilah Lukas) atau asal kekal-Nya sebagai sang Logos (Yohanes 1). Semua itu seolah dihapus dalam paparan Markus, namun tampil dalam bentuk lain yang mencengangkan dan menantang. Seluruh Injil Markus seakan menutupi dan menampilkan kemuliaan dan kuasa ilahi dalam kesahajaan seorang hamba. Ia tidak berdosa karena itu tidak seperti yang lain Ia dibaptis bukan dengan mengaku dosa; Ia kudus, berkenan kepada Allah dan dalam perendahan diri yang dahsyat itulah terjadi tiga hal yang dengan kuat mengokohkan keunggulan diri-Nya: - langit terkoyak, - Roh turun ke atas-Nya seperti merpati, dan - suara dari Bapa di sorga yang mengakui Ia Anak yang berkenan kepada-Nya. Kedahsyatan tiga kesaksian itu ditegaskan dengan pilihan kata "langit terkoyak" bukan "terbuka" (catatan Matius). Langit yang sekian lama sejak nabi terakhir PL tertutup dan membisu kini terkoyak dan suara Bapa mulai diperdengarkan lagi dengan dahsyat dan penuh dan tuntas di dalam sang Anak yang menghamba diri untuk melayani Bapa, dan melayani kita orang berdosa. Kuasa yang mengubahkan itu, yang mengubahkan kehidupan dalam segala seginya, Injil yang mencipta sejarah baru manusia itu, didapat di dalam Yesus yang lembut, yang rendah hati, yang patuh, yang melayani, yang menghamba diri. 

TIPS: Dari Yesus kita belajar: dalam hidup menghamba yang aktif mengosongkan diri, lembut, dan patuh kita membuka diri lebih penuh bagi kuasa dan maksud Allah lebih penuh.

Doa & Syafaat: Kiranya Roh menolong kita semua yang dalam berbagai tanggungjawab kuasa dan pengaruh untuk belajar prinsip penghambaan diri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar