Selasa, 28 Februari 2017

Injil Kerajaan

Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. -- Mazmur 145:13
Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah... Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" -- Markus 1:14-15

Inikah kabar baik yang selama ini kita hidupi akibat memercayai Tuhan Yesus? Injil keselamatan pribadi yaitu pengampunan dosa, jaminan surga di balik kematian, pembaruan hidup pribadi, jaminan mengalami hidup yang disertai, diberkati Tuhan? Sesuaikah itu dengan lingkup dan dimensi yang dipaparkan di awal Injil-injil khususnya Markus? Mari kita pertimbangkan beberapa hal ini. Pertama, "injil" bukan kabar biasa. Istilah "euangelion" ini dipinjam dari konteks politis Romawi, adalah kabar kerajaan yang membawa dampak menyeluruh ke seluruh kerajaan. Maka maksud para penulis injil menyebut hidup, kata, karya, kisah tentang Yesus sebagai Injil berarti Yesus Kristuslah yang mengubah hidup dalam skala dan dimensi dahsyat bukan kabar yang datang dari istana kaisar Roma. Kedua, ini diperkuat dengan penyebutan Kristus. Kristus bukanlah nama belakang / keluarga Yesus. Kristus adalah gelar yang Ia peroleh dan ditegaskan mulai dari beberapa tanda yang terjadi pada baptisan-Nya dan kemenangan-Nya dalam pencobaan lalu seluruh pelayanan-Nya berikutnya yang menunjukkan firman dan Roh hadir penuh mengurapi memancar kuat dalam diri-Nya. Ketiga, Injil disebut sebagai "Injil Kerajaan Allah."  Zaman itu kerajaan Romalah yang berdaulat, orang Yahudi adalah taklukan Romawi. Mereka menantikan seorang mesias / kristus yang akan memulihkan kejayaan kerajaan Yahudi era Daud di zaman Perjanjian Lama. Tetapi para kristus yang mengobarkan api pemberontakan terbukti tidak sekuat Romawi dan malah makin menyebabkan tekanan pada orang Yahudi. Kini datang kabar dahsyat tentang datangnya kerajaan yang lain -- bukan di bawah manusia atau dalam teritorial kekuasaan tertentu -- tetapi, kerajaan Allah. Dengan kata lain Yesus Urapan Allah mendatangkan rezim kekuasaan yang belum pernah dikenal manusia dan yang akan membawa perubahan drastis, radikal, multi dimensional: spiritual, sosial, psikologis, ekonomi, politis. Ini bukan injil inividualistik, spiritualistis, mistis, atau bahkan materialistis. 

Refleksi: Apakah sepadan dengan maksud Injil ini kenyataannya dalam bagaimana kita bermasyarakat, berbisnis, berkeluarga, bekerja, berdoa syafaat...?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar