Sabtu, 18 Februari 2012

Kasih sebagai Wasit

Berjalanlah dalam kasih.
Efesus 5:2


Seorang wasit harus berusaha mengenal benar permainan olahraga yang harus ia wasiti, juga harus berada dalam posisi terbaik untuk dapat mengambil keputusan yang tepat. Dari pengalaman ia belajar bagaimana harus mengantisipasi situasi yang berkembang. Ia juga perlu dibantu oleh penjaga garis untuk mendapat masukan dari mereka; tetapi ia tidak boleh dipengaruhi oleh sorakan penonton.

            Kasih kepada Allah dan sesama kita menuntut kita bertindak seperti wasit. Pertama, kita perlu memperoleh pengetahuan menyeluruh dari seluruh lingkup kewajiban yang Alkitab minta dari kita. Kedua, kasih mengarahkan kita ke tiap situasi agar masuk ke dalam posisi terbaik untuk mengambil keputusan dengan memastikan sebanyak mungkin informasi relevan yang kita bisa dapatkan tentang sebab aktual dan konsekuensi yang mungkin terjadi.

            Ketiga, ketika kita tidak dalam posisi terbaik untuk pengambilan keputusan, entah dari kekurangan pengetahuan khusus atau melalui keterlibatan pribadi yang membiaskan penilaian kita, kasih mengarahkan kita untuk meminta usulan dari pihak yang lebih arif tentang hal apa yang harus diambil; pada saat sama, ia membuat kita surut dari mendengar orang yang memberi usul dengan suara lantang namun kurang berpemahaman baik. Keempat, kasih mengarahkan kita ke kesempatan untuk menerapkan prinsip pertimbangan yang mengutamakan manfaat poitif dan tidak menyebabkan dampak buruk menghancurkan (1Kor. 10:25-29).


Terapkan kasih dalam empat cara yang diusulkan di atas di dalam situasi sulit yang di dalamnya Anda terlibat.

Tuhan, tolongku bagaimana harus menilai situasi ini/orang ini…
Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu - oleh Dr James I Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar