Kamis, 14 Juni 2018

Kesalehan

Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!  -- 2 Timotius 3:5

Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, -- 2 Petrus 1:5-6

Masa kini populer istilah spiritualitas yaitu sisi kerohanian dari segala sesuatu -- semisal orang bicara tentang spiritualitas puasa, spiritualitas kerja, spiritualitas kebersyukuran, dlsb. Maksud dari istilah itu adalah makna dan sosok rohani dari kegiatan berpuasa, kerja, bersyukur, dlsb. Juga ada istilah spiritualitas tubuh yang ingin menyampaikan makna rohani dari kejasmanian kita.
Sebenarnya istilah yang lebih lazim dipakai di Alkitab bukan spiritualitas melainkan kesalehan atau ibadah, dalam bahasa Inggris piety, godliness, godly life, godly character. Sayangnya ungkapan yang lazim dipakai di Alkitab ini makin melenyap berganti oleh yang lebih populer yaitu spiritualitas. Spiritualitas bisa mengandung implikasi yang kurang sehat, seperti terlalu menekankan sisi roh manusia lebih dari sisi kegiatan Roh Allah, dan menyiratkan roh lebih penting dari tubuh mengikuti dualisme pengaruh pola pikir Yunani. Sebaiknya kita kembali kepada ungkapan alkitabiah ini, yaitu kesalehan, percaya-takut-mengasihi Tuhan, keserasian hidup dengan sifat, kehendak dan tindakan Tuhan. 
Sifat, sikap dan tindakan serasi Allah -- istilah aslinya: eusebia, lebih luas dan mencakup hagios (kekudusan, yang lebih menekankan sisi moral) yaitu ibadah yang mewujud ke dalam perilaku keseharian -- inilah yang harus dengan giat kita usahakan bertambah-tumbuh dalam rangkaian pertumbuhan iman perspektif Petrus. Memang kita perlu memerhatikan peringatan yang Paulus utarakan dalam suratnya kepada Timotius tentang orang yang hanya beribadah secara lahiriah tetapi penghayatan hatinya dan penghidupan kesehariannya tidak sesuai dengan ibadah atau godliness ini. Juga kesalehan (eusebia) ini lebih positif dalam arti menekankan kesesuaian dengan sifat Allah ketimbang kekudusan (hagios) yang menekankan perbedaan / keterpisahan dari hal-hal yang najis. 
Marilah dengan adanya kuat-kuasa Allah bekerja di dalam kita dan sambil berpegang pada janji-janji Allah yang mulia dan ajaib kita tambah-tumbuhkan di atas iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, dan KESALEHAN / ibadah holistic lahir batin sesuai diri Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar