Sabtu, 09 Juni 2018

Pengetahuan Sejati vs Palsu

"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." -- Yohanes 8:31-32
Kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,... -- 2 Petrus 1:5

Pernah mendengar tentang injil Filipus, injil Petrus, injil Tomas? Pernah dengar tentang Da Vinci Code yang baik novel maupun filmnya beberapa waktu yang lalu juga telah masuk ke sini dan menggoncangkan iman sementara orang Kristen atau ide-idenya dipakai oleh mereka yang ingin menyerang iman Kristen? Ini semua berasal pada aliran sesat gnosticisme yang di samping berakar pada dualisme yang diajarkan oleh filsafat Yunani juga dapat kita temukan sampai kini dalam dualisme berbagai ajaran filsafat religius lain baik yang mengaku Kristen maupun agama lain.
Gnosticisme memandang realitas terdiri dari dua lingkup -- rohani dan materi. Yang rohani dianggap lebih unggul dan baik dalam dirinya, materi dianggap hina dan jahat dalam dirinya. Mereka menganggap keselamatan adalah melalui sejenis pengetahuan rahasia yang hanya didapat oleh segelintir orang melalui jalan semedi, puasa, melajang seumur hidup (selibat) dan menyiksa diri. Ajaran gnosticisme ini berpotensi merusak iman Kristen karena implikasinya yang menyimpang dari kebenaran. Semisal menganggap yang mencipta alam bukan Allah tetapi sesuatu yang setengah Allah dan setengah ciptaan, Yesus Kristus tidak manusia sejati dan tidak mati disalib melainkan Yudas yang sesungguhnya disalib, juga pada pengembangan praktik spiritualitas dan moralitas yang tidak benar.
Pengetahuan menurut nas Petrus ini penting sebagai hal yang harus berkembang dari iman dan menjadi salah satu unsur yang membuat iman bertumbuh. Pengetahuan ini bukan pengetahuan rahasia seperti ajaran gnosticisme tetapi pengetahuan yang telah disingkapkan Allah dalam penyataan-Nya -- Alkitab, Yesus Kristus dan semua segi dalam pengalaman manusia yang serasi dengan dua poros penyataan itu. Pengetahuan tidak menyelamatkan tetapi lahir dari iman menuju ke relasi pengenalan yang berkembang berkelanjutan. Karena itu pengetahuan bukan soal kecerdasan akali melainkan melibatkan sikap, emosi, hati nurani, tindakan ketaatan, kemauan, relasi riil dan vital, perilaku moral-spiritual-sosial. 
Kita hidup dalam zaman dimana pengetahuan telah dihayati secara salah -- baik arti, sumber, pun caranya. Ada yang menganggap pengetahuan adalah akali saja ada juga yang mistik, ada yang berlebihan menekankannya sebagai data,fakta dan imajinari ada juga yang sampai menolak pentingnya pengetahuan karena lebih mengunggulkan ide-ide intuitif, dlsb. Orang Kristen harus berusaha memiliki pengetahuan yang bersumber pada iman akan Yesus Kristus dan paparan hati Allah dalam Alkitab, pengetahuan yang melibatkan akal, penerimaan, emosi, kemauan, relasi, moral, eksperiential dan spiritual. Marilah kita aktif mengembangkan pengetahuan yang imani dan mengkonter ide-ide yang berseliweran di sekeliling kita yang sejatinya adalah lawan dari pengetahuan sejati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar