Rabu, 06 Juni 2018

Partakers of Divine Nature

Bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab ...Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. -- Ibrani 12:9-10

Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. -- 2 Petrus 1:3-4


Apakah tujuan akhir keselamatan? Akan terjadi apa pada para pemercaya di puncak keselamatan kelak? Apa sebab agar kita mengalami proses dahsyat yang menuju ke hasil akhir gemilang itu sampai diperlukan rencana, keputusan dan karya trinitarian penuh. Yaitu, Bapa merencanakan, memutuskan, memberikan anugerah-Nya, Putra berinkarnasi, hidup dan melayani dalam beragam segi kemanusiaan sejati, mati, bangkit, naik ke surga dan akan datang kembali, serta Roh Kudus mengimplementasikan semua manfaat penyelamatan dari Yesus Kristus kepada para pemercaya.
Jawab dari pertanyaan ini luar biasa mengherankan, membuat kita tidak henti takjub -- kita diselamatkan bukan saja supaya diampuni, diluputkan dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan, tetapi supaya kita boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Ambil bagian -- digunakan kata koinonos di sini -- di dalam berbagai terjemahan Inggris memilih kata "partakers," "share," "take part" Dan, yang membuat kita sungguh bertanya-tanya adalah ambil bagian dalam kodrat ilahi ini, apa maksudnya, bagaimana kenyataannya kelak? Apa yang dimaksud dengan kodrat di sini -- semua terjemahan Inggris menyebut "divine nature," dan BIS "sifat ilahi." 
Ingatkah kita tentang penciptaan Adam dan Hawa sebagai gambar dan rupa Allah; bukankah manusia berbagian dalam rancangan, kreativitas, ide bahkan energi hidup Allah? Bukankah andai mereka bukan memakan buah pengetahuan baik dan jahat tetapi buah dari pohon kehidupan, maka mereka ambil bagian dalam hidup kekal Allah? Bukankah justru untuk memulihkan kita ke maksud semula Allah itu Yesus Kristus menjadi Adam kedua yang sepenuhnya tunduk dan taat kepada kehendak Allah? Bukankah untuk menyelamatkan kita Yesus Kristus mencurahkan darah-Nya bukan saja sebagai korban yang menyukakan Allah tetapi juga agar kita boleh dibasuh oleh darah-Nya, dan dengan ambil bagian dalam tubuh dan darah-Nya kita dihidupkan dalam hidup ilahi? Bukankah Paulus mengatakan akan jadi apa kita kelak kita belum tahu hanya kita boleh berantisipasi akan mengalami yang tidak terpikirkan dan terbayangkan. Bukankah Daniel mengatakan bahwa orang-orang yang hidup dalam ketaatan kepada kebenaran akan menjadi bagaikan bintang-bintang di langit kelak? Dan Roh kini menolong kita agar menjalani proses pengudusan, menghayati penuh hal kita diangkat menjadi anak oleh Allah, dan menyanggupkan kita memegang dan menerapkan janji-janji yang memungkinkan kita ambil bagian dalam sifat moral-spiritual Allah. 
Kita tidak saja sedang berjalan menuju kota mulia, kita sendiri akan menjadi mulia berbagian dalam kodrat ilahi mulia Allah. Entah apa itu persisnya, ini cukup untuk kita hidup di kini sini dengan prinsip dan keyakinan beda dari orang dunia yang tidak kenal Allah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar