Sabtu, 26 Februari 2011

Emily - Sembuh dari Lupus

EMILY BELAJAR KEBENARAN TENTANG SAKIT PENYAKIT
Sepanjang tiga tahun berikutnya, Emily lanjut memerangi gejala-gejala lupus, yang meliputi kesakitan yang sangat, kelemahan, mual, dan sukar bergerak. Emily menceritakan, “Pada Januari 1983, saya terlalu sakit untuk dapat bangun dari tempat tidur, tetapi saya tidak mau pergi ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa sebagian besar dari sistem-sistem organ tubuh saya mengalami kegagalan, dan bahwa saya sedang mendekati akhir hidup saya.”
            Sementara Emily terbaring, mendekati kematian, seorang sahabatnya memanggil seorang pastor yang penuh Roh untuk berdoa baginya. Emily menyaksikan, “Sebelum ia berdoa, ia menjelaskan bahwa sakit penyakit datang dari iblis, dan bahwa karya Yesus di salib telah menghancurkan kuasa iblis. Lalu ia berkata bahwa jika orang memercayai kebenaran itu, mereka akan dibebaskan dari sakit penyakit sama seperti mereka dibebaskan dari dosa. Lalu ia berdoa untuk saya, tetapi saya tidak merasakan adanya pengurapan atau perasaan lainnya.”
            “Pastor itu berkata bahwa saya akan bebas dari lupus! Saya berusaha untuk bersikap sopan, sebab ia bermaksud baik. Saya berkata, ‘Pastor, saya tidak pernah mendengar itu sebelum ini, meski saya telah lama bergereja. Maafkan saya, tetapi rasanya sukar memercayai itu dalam keadaan saya kini terbaring sakit di depan pintu kematian.’”
            “Pastor menjelaskan bahwa baik dosa dan sakit penyakit adalah perbuatan iblis, dan bahwa Yesus telah membereskan keduanya dengan Ia disalibkan. Saya bertanya kepada pastor itu, ‘Bagaimana dengan fakta penjelasan medis tentang kasus saya?’”
            “Jawabannya mengubah hidup saya. Ia berkata bahwa fakta-fakta medis benar adanya, tetapi firman Allah adalah kebenaran yang lebih tinggi. Anda boleh memilih apa yang ingin Anda percayai, tetapi jika Anda pikir Anda sakit, Anda memercayai dusta si iblis.”
            Pengertian mulai terbit atas Emily. Ia berkata, “Maksudmu iblis telah membuat saya sakit dan mencuri kesukaan saya selama ini, hanya karena saya membiarkan ia mengambilnya, dan bahwa saya memercayai dustanya?” Begitu ia tahu kebenaran, Emily mulai menjadi marah kepada iblis.
            Ia berkata, “Sejak saat itu dengan penuh tekad saya mengambil hak saya untuk kesembuhan. Meski saya sangat lemah, saya paksa diri saya untuk meraih dan memegang pena saya yang tergeletak di meja samping ranjang saya. Saya tulis, ‘Hari ini, tanggal 21 Januari, 1983, oleh iman akan firman Allah, saya menyatakan bahwa saya sembuh dari lupus.’”
            “Pastor telah menyatakan bahwa dengan mengucapkan Firman Allah ke situasi saya, saya dapat mengubahnya. Saya begitu ingin sembuh, mengendalikan penuh keadaan saya. Saya begitu marah bahwa iblis telah merampoki saya sekian lama dari tahun-tahun baik saya. Saya berketetapan hati melakukan ini, dan tidak ada apa pun kecuali kematian dapat menghentikan saya dari mengklaim hak-hak saya.”
            “Saya mulai mengucapkan Firman Allah langsung ke tubuh saya, dan tubuh saya mulai berespons dan menerima kekuatan kembali, dan ini membuat para dokter heran. Saya mulai melakukan hal ini setiap saya dalam keadaan terjaga. Lalu saya membeli rekaman khotbah oleh Norvel Hayes, seorang guru Alkitab dari Tennessee, berjudul Bagaimana supaya Hidup, dan Tidak Mati (How to Live and Not Die). Rekaman itu sangat memberkati, saya mulai menuliskan setiap ayat Alkitab berisi janji penyembuhan yang dapat saya temukan, dan dengan setia saya mengucapkannya dengan suara kuat, sepanjang hari.”
            “Saya bicara kepada tubuh saya dan kepada iblis serta kepada sakit penyakit seperti halnya kalau saya bicara kepada seseorang. Saya menyebut diri saya telah sembuh waktu saya terkesan belum sembuh. Saya menyebut nama bagian-bagian tubuh dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus bekerja dengan benar. Saya bicara dengan lantang kepada iblis dan sakit penyakit mengusir mereka keluar dari diri saya, dan bahwa mereka tidak berhak mengklaim saya.”
           
EMILY BERTAHAN SEPERTI SEEKOR BULLDOG
            “Selama dua belas bulan saya bertindak seperti itu, dan penderitaan saya semakin menjadi-jadi. Namun demikian, saya tahu permainan apa sedang dimainkan oleh si iblis. Ia ingin meningkatkan penderitaan untuk mengganggu saya dari mengimani janji-janji Allah dan membuat saya berpikir bahwa semua itu tidak berdampak, tetapi tidak satu kali pun saya memberikan iblis kepuasan. Ia ingin saya memerhatikan gejala-gejala tubuh saya yang mengecoh itu lebih daripada Firman Allah. Tidak peduli betapa pun buruknya kesakitan saya, tak pernah saya berkata, ‘O saya sakit. Saya menderita.’ Saya hanya terus berkata, ‘Saya telah sembuh. Oleh Firman Allah, saya disembuhkan.’ Dua orang dari para sahabat saya kemudian hari bercerita bahwa saat itu mereka pikir saya telah terganggu mental karena kesakitan saya.”
            Emily bercerita lanjut, “Iblis berulang kali berusaha menyerang saya dengan keraguan. Di malam hari itu menjadi lebih buruk lagi. Iblis menyerang saya dengan kesakitan dan menyerang pikiran saya, dengan berkata, ‘Kamu tidak sembuh. Kamu tidak kenal seorang pun yang pernah sembuh dari keadaan ini.’ Saya sadar bahwa itu adalah dusta dan merupakan bagian dari rencananya untuk menipu saya. Maka saya menyerang balik dengan menandaskan Firman Allah. Saya tahu bahwa jika iblis berhasil membuat saya percaya dustanya, penyembuhan saya tidak akan terwujud. Satu hal pasti telah saya pelajari ialah bahwa kesakitan adalah gejala dari iblis untuk mengecoh saya.”
            “Yang sejati benar ialah Firman Allah. Salah satu ayat Alkitab favorit saya ialah yang berkata, ‘Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita’ (Matius 8:17) dan ‘Oleh bilur-bilurnya kamu  telah sembuh’ (1 Petrus 2:24).”

TIDAK MUDAH, TETAPI BISA DILAKUKAN
“Dalam dua belas bulan saya sembuh total. Tidak ada gejala lupus yang hadir dalam tubuh saya, dan tidak ada sakit penyakit lain ditemukan oleh semua tes medis yang banyak dilakukan sesudah itu. Para dokter menganggap lupus seratus persen mematikan, namun di sini nyata saya telah disembuhkan. Pada awalnya mereka hanya berkata, ‘Anda telah memasuki tahap remisi.’ Namun demikian, sesudah enam tahun tanpa ada pengulangan gejala apa pun, dokter kembali melakukan pemeriksa ekstensif. Diagnosisnya mengatakan bahwa saya benar-benar telah sembuh.”
            “Itu adalah dua puluh tahun yang lalu. Sejak saya belajar bagaimana memaksakan Firman Allah berlaku dan memakai prinsip-prinsip-Nya, saya seterusnya membaik dalam kesehatan saya. Hari ini saya dalam keadaan jasmani sangat baik lebih dari sebelumnya, kini dalam usia saya yang telah tujuh puluh lima tahun. Saya mengalami kesukaan ajaib dalam hidup saya, dan kini saya memiliki hidup berkelimpahan seperti yang Yesus janjikan dalam Yohanes 10:10. Dan apa yang saya saksikan kepada Anda ialah bahwa semua prinsip ini berlaku untuk tiap orang. Saya disembuhkan hanya karena satu alasan, yaitu memercayai dan mengakui janji-janji Allah. Prinsip ini memberi hasil bagi saya, dan akan berlaku demikian juga untuk Anda.”
            “Namun demikian, hal ini tidak mudah. Jangan berharap iblis akan sekadar undur dan menyerah. Ia memiliki banyak trik dan tipu daya untuk berusaha membuat Anda menyerah. Jangan berharap peperangan ini akan mudah, tetapi jika Anda memiliki kesabaran dan ketekunan, Anda akan menang. Firman Allah tidak pernah gagal.”
            Sesudah ia disembuhkan dari lupus, Allah memanggil Emily ke dalam pelayanan, dan ia mulai bertumbuh menjadi seorang pengajar dengan pengurapan untuk pelayanan penyembuhan. Banyak orang mendapatkan kesembuhan ketika ia berdoa bagi mereka, tetapi ia masih harus menghadapi satu lagi pengalaman peperangan untuk penyembuhan lainnya. Dst...

Dikutip dari Pasal 3 Buku Intervensi Adikodrati Oleh Sid Roth & Linda Josef. Info Pemesanan: waskitapublishing@gmail.com atau sms / call ke 0812-270-24-870

Tidak ada komentar:

Posting Komentar