Kamis, 03 Februari 2011

Semua Kebutuhan Materi Kita

Jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai kamu yang kurang percaya?
                                                                                                            Matius 6:30

Yesus melawan keduniawian (Mat. 6:19-34). Di sisi positif, hal yang Ia katakan dalam ayat-ayat ini ialah: Hiduplah oleh iman. Kita cenderung berpikir bahwa hidup oleh iman berarti melakukan pelayanan Tuhan tanpa ada dukungan yang jelas! Tetapi ketika Yesus berbicara tentang hidup oleh iman, yang ada dalam pikiran-Nya ialah bertindak seperti yang ditunjukkan oleh para pahlawan iman (Ibr. 11:1-40), seolah janji-janji Allah pasti adanya. Abraham, “menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah” (Ibr. 11:10). Dengan kata lain, matanya menatap melampaui batas-batas dunia dan hidup ini. Ia mungkin tidak tahu banyak tentang “kota” masa depan itu tetapi ia memperlakukan janji-janji Allah tentangnya sebagai kepastian. Musa lebih memilih “menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah” (Ibr. 11:25-26). Sambil melihat ke pahala, ke kemuliaan yang tersedia sebab Allah telah menjanjikannya, ia bersedia untuk menanggung berbagai perlakuan buruk yang menimpanya sebab komitmennya kepada kepentingan Allah.
            Orang-orang ini hidup dalam pengertian tentang realitas tak tampak yang Allah berikan dalam janji-Nya. Dengan demikian mereka memodelkan hidup oleh iman itu bagi kita.
            Yesus memanggil para murid-Nya orang yang kurang percaya sebab mereka khawatir tentang hal-hal di masa depan. Mereka seharusnya berpikir: Allah adalah Bapa surgawi kami dan telah berjanji untuk menyediakan semua kebutuhan kami. Kami memiliki keyakinan penuh akan janji itu dan bertekad untuk memiliki tujuan, kebijakan, dan prioritas yang sepadan dengannya.

Apakah “hal yang diharapkan” dan “hal yang tidak kelihatan” yang tentangnya kita memiliki “jaminan” dan “kepastian”?
Pujilah Allah atas hal ini, kini.

Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu - Hari ke-34

Informasi Email ke: waskitapublishing@gmail.com
atau sms / call ke 0812-270-24-870

Tidak ada komentar:

Posting Komentar