Senin, 29 Agustus 2016

Bobot Ilahi

...maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia (harfiah: semua daging / makhluk hidup) akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya. -- Yesaya 40:5

Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dari satu tingkat kemuliaan ke tingkat kemuliaan yang semakin besar. -- 2 Korintus 3:18 (terj. bebas)

Apabila seruan dan panggilan Tuhan agar jalan diluruskan sungguh direspons, apabila kehendak-Nya menyetarakan ketinggian semu dan kerendahan palsu sungguh diberlakukan, maka kemuliaan Tuhan pun pasti dinyatakan. Sesungguhnya manusia tidak tahan dan tidak layak menatap apalagi mengalami kemuliaan Tuhan. Dosa menyebabkan kondisi itu. Adam bersembunyi dari kehadiran Tuhan; Musa hanya sanggup melihat punggung Allah yang jalan berlalu; pengalaman melihat dan berjumpa kemuliaan Allah menyebabkan yang bersangkutan "tersungkur sama seperti orang mati" (Wahyu 1:17). Kemuliaan (kabod dalam bahasa Ibrani) berarti berat, bobot -- sesungguhnya kemuliaan adalah kumpulan semua sifat Allah -- suci, kasih, adil, mahakuasa, mahaada, penuh rahmat, kekal... Maka jelas bahwa "bobot" Allah tidak mungkin dialami dengan mengandalkan kapasitas manusia sendiri. Malah wajar bila kemuliaan Allah menimbulkan kesadaran mendalam tentang ketidaklayakan, kerendahan, kelemahan diri kita (Pengalaman Yesaya, Daniel, Petrus seselesai mengalami mukjizat penangkapan ikan). Kemuliaan Tuhan dinyatakan ketika Ia mengembalikan Israel dari pembuangan dan memungkinkan pembangunan kembali Bait di Yerusalem. Kemuliaan Allah yang menetap dan yang memuliakan manusia terjadi ketika Allah berkemah dalam diri Yesus. Segala kemuliaan bagi Dia, apabila kita terus menerus membuka diri bagi karya pelurusan, penyetaraan, penyelamatan, pengudusan Dia, kita akan mengalami pembaruan berkelanjutan dari derajat kemuliaan yang satu ke kemuliaan yang berikutnya.

O TUHAN, kiranya Engkau makin dimuliakan di dalam kami. Kiranya anugerah-Mu membuat kami mengejar kemuliaan-Mu bukan kemuliaan menurut kemuliaan "ringan" dunia ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar