Sabtu, 24 Juni 2017

Benar, Tak Bercacat, Hidup dengan Allah

Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet. Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. --- Kejadian 6:8-12

Apabila semua orang di sekeliling kita menyimpang, korup, bejad, kejam, rusak... apakah itu menjadi alasan untuk kita juga sama dengan orang lain, atau ada kemungkinan untuk kita hidup kudus? Dalam keadaan orang zaman Nuh yang dalam penilaian Allah kawin-mawin seenaknya, rusak di hadapan Allah, penuh kekerasan dan "rusak benar," Nuh justru hidup benar, tidak bercela di antara mereka yang rusak benar itu dan hidup bergaul dengan Allah. Dan itu bukan dihidupinya sewaktu-waktu hanya dalam tampilan melainkan ratusan tahun sampai di usia 600 ketika Allah memutuskan untuk mengirimkan air bah untuk memusnahkan semua generasi jahat itu. Apa yang memungkinkan Nuh secara relatif benar, tidak bercela itu? Karena ia hidup bergaul dengan Allah; inilah yang memungkinkan magnit dahsyat dosa di sekelilingnya dan dorongan sifat dosa di dalamnya relatif dapat dikalahkan. Dan tentu saja ada interaksi antara kesanggupan Nuh ini dengan yang pertama kali disebut dalam Kejadian yaitu kasih karunia atau anugerah Allah. Sejak kejatuhan Adam dan Hawa anugerah Allah sudah menyatakan diri -- memanggil Adam, membuatkan cawat kulit binatang, memberi janji benih perempuan, memimpin Habel dan menegur Kain, menemani Henokh, dan kini menyanggupkan Nuh untuk hidup benar di tengah generasi yang tidak benar. 

Sukar bahkan sangat sulit menjadi -- guru, staf admin, petugas pajak, pelaku hukum, pebisnis, siswa, aktris, pengkhotbah, novelis, penggubah lagu, periset, ilmuwan... -- yang benar, tidak bercela dan hidup berjalan dengan Allah -- di tengah-tengah lingkungan yang berlawanan arus. Tetapi, tidak sanggupkah anugerah-Nya? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar