Selasa, 20 Juni 2017

Energi Budaya Manusia

Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden. Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya. Bagi Henokh lahirlah Irad, dan Irad itu memperanakkan Mehuyael dan Mehuyael memperanakkan Metusael, dan Metusael memperanakkan Lamekh. Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya Ada, yang lain Zila. Ada itu melahirkan Yabal; dialah yang menjadi bapa orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak. Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling. Zila juga melahirkan anak, yakni Tubal-Kain, bapa semua tukang tembaga dan tukang besi. Adik perempuan Tubal-Kain ialah Naama. Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat." -- Kejadian 4;17-24

... Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. -- Lukas 16:8
Karena dicipta sebagai/menjadi gambar Allah, manusia memiliki banyak sekali potensi yang luar biasa. Bahkan sebelum jatuh manusia telah diberikan mandat untuk mengelola dan memelihara bumi -- mandat budaya yang berarti menjadi rekan sekerja Allah memberlanjutkan penciptaan dengan menumbuh-kembangkan potensi-potensi yang terkandung di dalam ciptaan dan yang mungkin dijadikan penciptaan lanjut ke luar sesuai penggunaan energi, intelek, imajinasi dan kreatifitas manusia. Pewujudan pertama berbagai manifestasi mandat budaya itu ternyata dilakukan oleh keturunan Kain -- yang membunuh adiknya, yang menjauhi hadirat Allah, dan yang pada garis keturunannya ke empat lahir lagi pembunuh yang sombong yang menegaskan imunitasnya terhadap pembalasan sampai tujuh puluh tujuh kali lipat. Di garis keturunan inilah lahir pembangunan kota pertama, kehidupan berkemah pertama, alat/seni musik pertama, pertukangan logam pertama. Mandat budaya, kejatuhan dan pengembangan budaya awal oleh keturunan Kain ini menjadi peringatan bagi kita. 1. Pada dasarnya semua penggunaan potensi budaya untuk pertumbuhan dan pengembangan budaya manusia adalah dari Tuhan dan seturut kehendak Tuhan. Maka semua manusia patut berkontribusi budaya. 2. Sesudah kejatuhan Adam dan Hawa, dan kemudian kenyataan bahwa manifestasi budaya awal dilakukan oleh keturunan yang jauh dari Tuhan, kita orang percaya harus selalu berkearifan memilih/memilah dalam menerima, membeli, memakai produk-produk budaya. Tidak ada penghasil budaya dan manifestasi budaya yang bebas dari nilai-nilai dan dari kebutuhan untuk dicerahkan atau diselamatkan oleh anugerah Allah. 3. Peringatan Yesus dalam perumpamaan yang mengambil konteks ranah ekonomi harus menjadi cambuk. Orang percaya tidak hanya konsumen budaya, tetapi harus menjadi produsen budaya; selanjutnya pengembangan potensi budaya oleh orang percaya bukan semata untuk mengejar sukses, membesarkan kerajaan sendiri, menghasilkan produk yang hebat, tetapi nilai plus kita adalah melayani Tuhan dan melayani sesama. 

Menilik catatan sejarah kita temui banyak sekali nama-nama orang yang hidupnya tanpa Tuhan tetapi adalah ilmuwan, novelis, penggubah, pelukis, pematung, teknisi, saintis, fisikawan, dokter, pengajar, dll. yang sangat hebat. Hanya sedikit dari mereka yang pengikut Kristus. Mari jangan biarkan dunia ini dikuasai oleh pihak yang tidak sungguh memahami apa maksud perkembangan dunia dan harus ditujukan kemana sejarah dunia ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar