Sabtu, 17 Juni 2017

Kutuk dan Kelepasan darinya

Engkau terkutuk sehingga tak bisa lagi mengusahakan tanah. Tanah itu telah menyerap darah adikmu, seolah-olah dibukanya mulutnya untuk menerima darah adikmu itu ketika engkau membunuhnya. Jika engkau bercocok tanam, tanah tidak akan menghasilkan apa-apa; engkau akan menjadi pengembara yang tidak punya tempat tinggal di bumi." Maka kata Kain kepada TUHAN, "Hukuman itu terlalu berat, saya tak dapat menanggungnya. Engkau mengusir saya dari tanah ini, jauh dari kehadiran-Mu. Saya akan menjadi pengembara yang tidak punya tempat tinggal di bumi, dan saya akan dibunuh oleh siapa saja yang menemukan saya." Tetapi TUHAN berkata, "Tidak. Kalau engkau dibunuh, maka sebagai pembalasan, tujuh orang termasuk pembunuhmu itu akan dibunuh juga." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain supaya siapa saja yang bertemu dengan dia jangan membunuhnya. Lalu pergilah Kain dari hadapan TUHAN dan tinggal di tanah yang bernama "Pengembaraan" di sebelah timur Eden. -- Kejadian 3:11-16 (BIS)

Kutukan Tuhan atas Kain berhubungan dengan reaksi tanah yang telah menerima penumpahan darah Habel -- tanah tidak akan lagi memberi hasil untuk usaha cocok tanam Kain, dan tanah tidak lagi menyambut dia sebagai penetap dan karenanya ia akan menjadi pengembara. Ia akan berusaha tanpa hasil, ia akan mencari tempat tanpa menemukan perhentian. Sayang sesudah ditegur, dihukum Kain bukan kembali kepada Tuhan tetapi dengan egoisnya hanya meminta untuk dilindungi dari pembunuhan. Riwayat Kain tidak kita temukan lagi. Lenyap di akhir pasal 4 ini dan hanya diulang di Perjanjian Baru sebagai peringatan tentang kejahatan, ketiadaan iman dan persembahan yang tidak berkenan kepada Tuhan. 
Bukan saja penumpahan darah, semua dosa terhadap sesama manusia -- penindasan, kekejaman, pelecehan, pemerasan, pembunuhan karakter -- pada intinya adalah merusak hidup orang lain dan langsung atau tidak juga mencemarkan lingkungan hidup alami. Dengan begitu banyaknya penumpahan darah karena berbagai dosa terhadap kemanusiaan, belum lagi dalam bentuk terorisme dan peperangan di banyak bagian dunia ini, kita semakin mengalami bumi ini menjadi kutuk dan tidak lagi perhentian yang aman dan nyaman. Hanya melalui Dia -- syukur bagi Dia -- yang tidak bersalah yang merelakan darah-Nya ditumpahkan demi memulihkan kita dengan Allah dan dengan sesama, kita boleh diselamatkan dari berbagai kutuk dan dibebaskan untuk bekerja bagi perubahan bumi ini. Kiranya ibadah esok merupakan perjumpaan yang memperbarui hidup kita dan memberdaya kita untuk membawa pembaruan ke lingkungan sosial dan lingkungan hidup alami kita. Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar